(Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS)
- Nabi Yusuf di Mesir menunjukkan keahlian manajemen ekonomi: mengelola masa panen dan paceklik.
- Nabi Musa AS di Mesir berhadapan dengan sistem tirani (Firaun) dan membawa konsep kemerdekaan manusia di bawah hukum Allah.
- Ini zaman peradaban besar: Mesir, Babilonia, dan masyarakat maju lainnya.
- Allah mengajarkan: ekonomi, kekuasaan, dan hukum harus tunduk kepada nilai tauhid dan keadilan.
7. Tahap Integrasi Spiritualitas dan Peradaban Dunia
(Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS)
- Nabi Daud AS memimpin kerajaan yang kuat dengan hukum yang adil.
- Nabi Sulaiman AS membangun peradaban internasional: hubungan diplomatik, manajemen multinasional, bahkan memahami bahasa alam.
- Ini contoh bagaimana spiritualitas bisa berjalan selaras dengan kemajuan teknologi dan budaya dunia.
- Kekuasaan besar tidak membuat Sulaiman AS sombong, karena beliau sadar itu semua karunia Allah.
8. Tahap Disintegrasi Moral dan Persiapan Akhir
(Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS)
- Dunia semakin maju tapi kehilangan ruh: banyak ahli agama korup, penguasa lalim.
- Nabi Yahya dan Nabi Isa membawa pembaharuan spiritual: cinta kasih, pengampunan, kembali ke hati nurani.
- Ini tahap akhir menjelang kedatangan risalah terakhir.
9. Puncak Penutup Risalah: Kesempurnaan Peradaban Manusia
(Nabi Muhammad SAW)
- Rasulullah SAW datang di masa manusia sudah punya jaringan dagang dunia, kerajaan-kerajaan besar.
- Tapi moral dunia sedang jatuh: perbudakan, rasisme, ketidakadilan.
- Beliau membawa Islam sebagai sistem lengkap: spiritualitas, sosial, ekonomi, politik, budaya --- semua dibingkai dalam tauhid.
- Islam tidak hanya sebagai agama, tapi juga peradaban rahmatan lil 'alamin.
Kesimpulan Besar:
Setiap kedatangan nabi dan rasul itu mengiringi atau mengoreksi fase-fase perkembangan manusia.
Mereka seperti "batu penjuru" atau "mercusuar" di tengah gelombang sejarah, agar manusia tidak tersesat terlalu jauh dari jalan Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI