Ini tentang idul Fitri 2025 Masehi atau tahun 1446 Hijriyah  sekarang ini. Beberapa Ormas di Indonesia menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 31 Maret 2025, sedangkan Arab Saudi dan sekitarnya yang posisinya di sebelah barat Indonesia menetapkan 1 Syawal hari ini, Ahad 30 Maret 2025. Â
Bagaimana ini terjadi ?
Apakah kami harus mengikuti Arab Saudi sehingga hari ini Minggu tidak boleh puasa lagi ?Â
Bagaimana menurut Anda ? Jelaskan dengan dalil dan keterangan para ulama dan ahli !
Mengapa Perbedaan Tanggal Idul Fitri 2025 Terjadi?
Perbedaan dalam penetapan 1 Syawal antara Indonesia dan Arab Saudi (atau negara lain di sebelah baratnya) disebabkan oleh perbedaan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) dan hisab (perhitungan astronomi) yang digunakan oleh masing-masing negara. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan perbedaan:
Perbedaan Letak Geografis
- Indonesia berada lebih ke timur dibandingkan Arab Saudi.
- Posisi ini menyebabkan kemungkinan hilal terlihat lebih dulu di Arab Saudi karena semakin ke barat, semakin lama matahari terbenam, sehingga peluang melihat hilal lebih besar.
Metode Penentuan Awal Bulan
- Arab Saudi umumnya menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan) yang lebih fleksibel dan terkadang menerima kesaksian individu meskipun tidak selalu sesuai dengan kriteria astronomi.
- Indonesia menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat dengan kriteria MABIMS (kriteria tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat), yang lebih ketat dibandingkan Arab Saudi.
-
Perbedaan Kriteria Penentuan Awal Bulan
- Arab Saudi sering menetapkan awal bulan berdasarkan laporan rukyat lokal mereka.
- Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya menerapkan kriteria MABIMS yang lebih ketat dalam memastikan kemungkinan terlihatnya hilal.
- Ini menyebabkan Arab Saudi lebih sering mendahului Indonesia dalam menetapkan awal bulan.
Apakah Harus Mengikuti Arab Saudi?
Tidak wajib bagi umat Islam di Indonesia untuk mengikuti keputusan Arab Saudi. Berikut beberapa dalil dan pendapat ulama terkait:
Hadis Nabi tentang Rukyatul Hilal Lokal
Rasulullah bersabda:
"Berpuasalah kalian karena melihat hilal, dan berbukalah kalian karena melihat hilal. Jika tertutup oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan (bulan) menjadi tiga puluh hari." (HR. Bukhari & Muslim)- Hadis ini menunjukkan bahwa penentuan awal bulan dilakukan berdasarkan rukyatul hilal di masing-masing tempat.
- Tidak ada keharusan bagi umat Islam di satu negara untuk mengikuti negara lain.
Ijma' Ulama tentang Perbedaan Mathla' (Zona Waktu Bulan)
- Imam As-Syafi'i dalam kitab Al-Umm menyebutkan bahwa perbedaan wilayah bisa menyebabkan perbedaan waktu rukyatul hilal.
- Imam Ibnu Taimiyyah juga mengatakan bahwa tiap negeri memiliki hukum tersendiri dalam penetapan awal bulan.
Pendapat Ulama Kontemporer
- Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama RI menetapkan bahwa puasa dan hari raya didasarkan pada hasil rukyat dan hisab di wilayah Indonesia.
- Dalam Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah (Arab Saudi), disebutkan bahwa "Tiap negeri memiliki rukyatnya sendiri, dan umat Islam di suatu negeri mengikuti pemerintah mereka dalam penentuan hari raya."
Kesimpulan
- Idul Fitri 2025 di Indonesia jatuh pada 31 Maret 2025 berdasarkan hasil rukyat dan hisab nasional.
- Tidak ada kewajiban mengikuti Arab Saudi, karena rukyat hilal berbeda di setiap wilayah.
- Berpeganglah pada keputusan pemerintah dan ulama setempat, sebagaimana diajarkan dalam Islam untuk menjaga persatuan umat.
Jadi, bagi masyarakat Indonesia, puasa tetap dilanjutkan hingga Senin, 31 Maret 2025, dan baru berbuka setelahnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI