Rasulullah ï·º bersabda:
"Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya: … seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita berkedudukan dan cantik, lalu ia berkata: ‘Aku takut kepada Allah’..." (HR. Bukhari dan Muslim).
Mungkin ajakan bermaksiat itu banyak jenisnya, juga bisa termasuk dalam golongan ini.
Misalnya ajakan untuk berkorupsi, ajakan untuk kejahatan yang menggiurkan lainnya. Bagaimana menurut Anda ?
Meskipun dalam hadis disebutkan ajakan berzina, esensi dari golongan ini adalah menolak segala bentuk maksiat yang menggoda karena takut kepada Allah. Dengan demikian, berbagai ajakan dosa lain yang bersifat menggiurkan dan sulit ditolak juga bisa termasuk dalam semangat yang sama.
Beberapa Contoh Maksiat yang Sejalan dengan Konteks Hadis Ini:
Ajakan untuk Korupsi
- Seseorang ditawari suap atau kesempatan korupsi dengan iming-iming keuntungan besar, posisi aman, dan tidak ada yang tahu.
- Namun, ia menolaknya dan berkata, "Aku takut kepada Allah."
- Ini sama dengan menolak zina karena godaannya besar dan butuh ketakwaan tinggi untuk menolaknya.
Ajakan untuk Menipu atau Berbuat Curang
- Misalnya, dalam bisnis seseorang ditawari jalan pintas dengan memanipulasi data atau menipu pelanggan demi keuntungan besar.
- Tapi ia menolaknya dengan alasan takut kepada Allah.
-
Ajakan untuk Menjadi Preman atau Melakukan Kejahatan Terorganisir
- Seseorang mungkin ditawari untuk bergabung dalam sindikat kejahatan yang menjanjikan kekayaan dan perlindungan.
- Jika ia menolaknya karena takut kepada Allah, maka ia juga masuk dalam semangat hadis ini.
-
Ajakan untuk Mengkhianati Amanah
- Seorang pejabat atau pemimpin diberi kesempatan untuk berbuat zalim atau menyalahgunakan wewenang, tetapi ia menolak karena takut kepada Allah.
Hadis ini tidak hanya berbicara tentang menolak zina, tetapi juga menolak segala bentuk maksiat yang menggoda, yang dilakukan karena takut kepada Allah. Setiap godaan dosa yang datang dengan kekuatan besar, apalagi yang didukung oleh kedudukan, kekayaan, atau kesempatan emas, namun berhasil ditolak dengan ketakwaan, maka orang tersebut berhak atas keutamaan yang dijanjikan dalam hadis ini.