Ada beberapa contoh ekstrem dari dampak biaya politik yang tinggi di Indonesia, yang menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat dan negara. Berikut beberapa kasus yang sangat mencolok:
1. Korupsi e-KTP: Identitas Warga Dijadikan Ladang Korupsi
Kasus:
- Proyek e-KTP (Kartu Tanda Penduduk elektronik) seharusnya mempermudah administrasi kependudukan di Indonesia. Namun, proyek ini menjadi ajang korupsi besar yang melibatkan anggota DPR dan pejabat tinggi Kementerian Dalam Negeri.
- Nilai korupsi diperkirakan mencapai Rp2,3 triliun dari total anggaran Rp5,9 triliun.
- Pejabat seperti Setya Novanto (Ketua DPR saat itu) menjadi dalang utama dalam kasus ini.
Dampak:
- Sistem e-KTP jadi kacau, banyak warga yang tidak mendapatkan KTP tepat waktu.
- Pelayanan publik terganggu, karena e-KTP dibutuhkan untuk berbagai keperluan seperti BPJS, perbankan, dan pemilu.
- Kepercayaan masyarakat terhadap sistem kependudukan dan pemilu menurun.
2. Korupsi BLBI: Negara Rugi Ratusan Triliun, Pelakunya Bebas
Kasus:
- Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) diberikan pada bank-bank yang terkena dampak krisis ekonomi 1998.
- Sebagian besar dana ini disalahgunakan oleh bankir dan pejabat, alih-alih digunakan untuk menyelamatkan ekonomi.
- Total kerugian negara mencapai Rp138,4 triliun.
- Banyak tersangka yang lolos dari jerat hukum, bahkan beberapa di antaranya kabur ke luar negeri.
Dampak:
- Utang negara semakin membengkak karena harus menutup kerugian ini.
- Bank-bank kecil dan UMKM tidak mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, sehingga ekonomi masyarakat kecil makin terpuruk.
- Meningkatkan ketimpangan ekonomi antara elite yang mendapat BLBI dengan rakyat biasa.
3. Kasus Jiwasraya dan Asabri: Nasabah Kehilangan Tabungan Hidup
Kasus:
- Jiwasraya (BUMN asuransi) dan Asabri (asuransi untuk prajurit TNI/Polri) mengalami korupsi besar-besaran dengan modus investasi bodong.
- Total kerugian negara dari kedua kasus ini mencapai lebih dari Rp23 triliun.
- Para pejabat tinggi perusahaan menggunakan uang nasabah untuk spekulasi saham yang berisiko tinggi, akhirnya gagal total.
Dampak:
- Ratusan ribu nasabah Jiwasraya kehilangan uang mereka.
- Prajurit TNI dan Polri yang bergantung pada Asabri untuk pensiun juga terkena dampak.
- Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi BUMN anjlok.
4. Mafia Minyak Goreng: Rakyat Menderita, Pejabat Untung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!