Mohon tunggu...
Dian Kusumanto
Dian Kusumanto Mohon Tunggu... Warga Perbatasan

Berbagi Inspirasi dari Batas Negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Flexing dari Sudut Pandang Psikologis, Sosial, Budaya dan Ekonomi

20 Februari 2025   06:26 Diperbarui: 20 Februari 2025   08:39 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flexing kekayaan (detikNews.com)

Dari sudut pandang psikologi, flexing berkaitan dengan:

a. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

  • Flexing sering terjadi ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis dan keamanan) dan mulai mencari pengakuan (esteem needs) atau aktualisasi diri.
  • Orang yang flexing mungkin ingin mendapatkan validasi sosial atau membangun citra diri yang lebih tinggi.

b. Teori Diri dan Identitas Sosial

  • Menurut Self-Presentation Theory (Goffman), manusia cenderung menampilkan citra terbaiknya di depan orang lain. Flexing adalah cara untuk menciptakan identitas yang lebih menarik atau sukses.
  • Social Comparison Theory (Festinger) menjelaskan bahwa orang sering membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan flexing bisa menjadi cara untuk merasa lebih unggul dalam hierarki sosial.

c. Efek Media Sosial dan Dopamin

  • Like, komentar, dan pujian di media sosial dapat memberikan dorongan dopamin, hormon kebahagiaan yang membuat orang ingin terus flexing. Ini mirip dengan kecanduan.
  • Fear of Missing Out (FOMO) juga membuat orang ingin menunjukkan bahwa mereka "lebih baik" daripada yang lain.

2. Perspektif Sosiologis

Flexing adalah fenomena sosial yang dipengaruhi oleh norma dan struktur masyarakat:

a. Teori Kelas Sosial (Pierre Bourdieu)

  • Flexing adalah cara untuk menunjukkan capital (modal) seseorang, baik itu modal ekonomi (uang, barang mewah), modal sosial (jaringan pertemanan dengan orang terkenal), maupun modal budaya (pengetahuan atau gaya hidup tertentu).

b. Fenomena Conspicuous Consumption (Thorstein Veblen)

  • Dalam masyarakat konsumtif, membeli dan memamerkan barang mahal bukan sekadar untuk fungsi, tetapi untuk menunjukkan status sosial.
  • Flexing sering menjadi bagian dari gaya hidup kelas menengah ke atas yang ingin menunjukkan keberhasilan finansial mereka.

c. Status dan Simbol Sosial

  • Flexing bisa menjadi alat untuk mendefinisikan status sosial seseorang dalam kelompok tertentu, seperti influencer, pengusaha sukses, atau artis.
  • Dalam masyarakat kapitalis, kepemilikan barang sering diasosiasikan dengan kesuksesan.

3. Perspektif Budaya

Flexing memiliki makna yang berbeda di berbagai budaya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun