Sejak disosialisasikan Juli 2022 tentang penghapusan PR bagi siswa SD-SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Surabaya yang diluncurkan oleh Pemkot Surabaya, pro dan kontra di masyarakat muncul dari rencana yang akan dieksekusi pada 10 November 2022, bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan, siswa SD-SMP di Surabaya akan merdeka dari beban Pekerjaan Rumah (PR).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya berencana menghapus Pekerjaan Rumah (PR) siswa SD-SMP. Gantinya, siswa akan mendapatkan 2 jam kelas pengayaan yang digunakan untuk pendalaman karakter siswa.
Hal ini dilakukan agar para siswa tidak terbebani PR serta meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan penghapusan PR bagi siswa bakal dilaksanakan pada 10 November 2022 mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. “Sebetulnya PR itu jangan membebani anak - anak, tapi yang saya rubah PR itu adalah untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, dilansir dari laman Pemkot Surabaya.
Sebenarnya penghapusan PR ini sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan juga sejak tahun pelajaran baru 2022-2023 di seluruh Indonesia bagi sekolah yang sudah terpilih dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan , juga pada madrasah yang terpilih yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama melalui Surat Keputusan.
Dalam kurikulum merdeka ada metode proyek dalam pembelajaran yang bisa diterapkan dengan membentuk kelompok dalam kelas untuk menyelesaikan proyek tertentu yang sudah disiapkan oleh para guru tentang sub tema tertentu sesuai dengan masing-masing mata pelajaran.
Sedangkan untuk penyelesaian PR bagi siswa di tingkat SD dan SMP, dia menyebut bisa dilakukan melalui kelas pengayaan untuk diselesaikan di sekolah. "Agar fresh, pulang anak-anak sudah tidak ada beban mengerjakan PR. Maka, pengayaan pembelajaran antar teman bisa membantu menyelesaikan PR dan pulang sudah tidak memikirkan PR," ujarnya.
Menurutnya, pola pembelajaran pendalam karakter ini akan melatih para siswa untuk lebih aktif, mandiri, dan berani memberikan pendapat untuk menciptakan desain atau rencana pengembangan pengetahuan siswa. "Anak dilatih aktif untuk membuat proyek. Maka saya siapkan menu ekstrakulikuler yang cocok dengan sekolah dan kondisi anak-anak agar menyenangkan. Bahkan, respon dari teman-teman sekolah sangat setuju karena fokus pada pembentukan karakter siswa," pungkasnya.
Inilah yang penulis lakukan di MTsN 4 Kota Surabaya yang tahun ini untuk kelas 7 menggunakan Kurikulum Merdeka, mereka saya ajak membuat proyek Games Edukasi untuk pembentukan karakter siswa yangharus dikerjakan di madrasah saat pembelajaran tatap muka. inilah hasilnya :
Dalam pembelajaran dengan metode proyek inilah pembentukan karakter siswa dimulai dengan kegiatan
1. Dinamika kelompok saat pembentukan kelompok.
2. Demokrasi dalam menentukan ketua kelompok
3. Kerjasama dan gotong royong dalam mengerjakan proyek
4. Mengasah kreativitas siswa
5. Kolaborasi dan motivasi serta inspirasi
6. Manajemen waktu untuk menyelesaikan proyek
7. Saling menghargai sesama sanggota kelompok maupun kelompok lain.
8. Jujur dan bertanggung jawab atas pembagian tugas.
9. Kebersamaan dan kekompakan dalam bekerjasama
Jadi Penghapusan PR itu sebenarnya amanat Kurikulum Merdeka.
Bagaimana menurut pendapat anda?
Kota Pahlawan. 02-11-2022