Setelah lulus dari UNISA, Adit berencana melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri dengan jurusan yang terkait dengan politik. Impian terbesarnya adalah bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepada sesama mahasiswa dari Indonesia Timur, Adit memberikan pesan, "Teman-teman tidak usah insecure karena pulau lain jauh lebih maju dari kita. Jangan berhenti belajar hal-hal baru, walaupun sedikit, setidaknya ada waktu satu hari untuk belajar. Dan pintar-pintarlah memilih teman yang bisa membawa kita ke arah yang lebih positif dan berkembang," ujarnya.
Dalam menyikapi dukungan kampus terhadap prestasinya, Adit mengakui bahwa UNISA cukup memberikan dukungan. Namun, ia juga memberikan kritik konstruktif agar kampus dapat meningkatkan fasilitas, terutama dalam hal pendampingan dan pengembangan bakat mahasiswa.
"Untuk pendanaan, UNISA sudah cukup support, tetapi masih kurang dalam fasilitas," tambahnya.
Kisah Wahyu Aditia Rawul menjadi bukti nyata bahwa dengan tekad kuat, kerja keras, dan dukungan yang tepat, siapapun bisa meraih prestasi tanpa memandang asal daerah. Semangat pemuda Maluku ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa, khususnya mereka yang berasal dari Indonesia Timur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI