Mohon tunggu...
hafiz ahnaf
hafiz ahnaf Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis tetang kenakalan mahsiswa maupun pelajaw

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Rokok Maupun Vape bagi Pelajar dan Remaja

15 November 2022   15:16 Diperbarui: 15 November 2022   15:26 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rokok merupakan lintingan atau gulungan tembakau yang digulung atau dibungkus dengan kertas, daun, ataupun kulit jagung. Rokok biasanya berukuran sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Sebatang rokok dapat mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia dan lebih dari 400 zat racun yang sangat membahayakan bagi tubuh penghisapnya. Zat kimia yang sering kita dengar terkandung dalam rokok ialah nikotin, tar, dan karbondioksida.

Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan bagi orang yang menghisapnya. Rokok dapat menyebabkan ketagihan dan ketergantungan karena saat rokok dihiasap nikotin yang terkandung dalam tembakau akan merangsang otak untuk melepas zat yang dapat memberi rasa nyaman. Pelajar maupun remaja yang merokok berdasarkan survey yang diperoleh Yayasan Jantung Indonesia, Mereka merokok dikarenakan ditawari oleh teman. Pelajar maupun remaja mengaku awal mereka ditawari oleh temnnya pada umur 9 -- 12 tahun yang mana dengan umur sekian belum memahami akibat maupun bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

Pelajar dengan status Pendidikan Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Dasar biasanya mereka merokok hanya untuk sebatas pamer dan ingin diakui kegagahannya saat merokok. Pelajar dengan umur sekian memang biasanya berada dalam fase mencari jati diri jadi wajar jika mereka memiliki perasaan seperti itu. Hal itu bukan berarti kegiatan merokok bagi pelajar adalah sebuah hal yang wajar, seharusnya dengan umur sekian proses pencarian jati diri lebih diarahkan ke hal hal yang positif seperti, berolahraga, bermain alat music, atau mempertajam prestasi akademik mereka. Remaja juga cenderung memiliki rasa keiingintahuan yang besar, mereka melihat orang dewasa merokok juga dapat memicu keingintahuannnya terhadap rasa dari rokok. Studi menunjukkan bahwa pelajar ataupun remaja lebih mungkin merokok daripada orang dewasa.

Riset juga telah membuktikan berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja atau pelajar yang merokok kian tahun kian meningkat secara signifikan. Hal ini harus menjadi focus utama bagi pemerintah dan juga bagi para orang tua diluar sana agar anaknya tidak mengikuti teman temannya yang sudah merokok. 

Pemerintah dapat melakukan penyuluhan di berbagai wilayah di Indonesia dan lebih konsentrasi ke wilayah yang memiliki tingkat kenakalan remaja terbesar. Rokok juga merukpakan pintu pertama menuju hal hal negative, karena biasanya setelah rokok ada teman yang menawari minuman keras yang pada akhinya ada teman yang menawarkan narkotika.

Para pelajar maupun remaja saat ini mulai mengikuti jaman dalam konotasi negative karena mereka memberikan opini yang sangat kuat jika rokok berbahaya maka mereka bisa berpindah ke vape atau rokok elektrik. Vape merupakan sebuah alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan ataupun membakar daun tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap yang dihisap oleh perokok ke dalam paru - parunya, rokok elektrik umumnya mengandung nikotin, zat kimia lain, serta perasa dan bersifat toksik. . 

Padahal secara medis maupun berdasarkan penelitian para ahli rokok elektrik atau vape juga sama bahayanya dengan rokok konvensional. Vape juga memiliki ahrga jual yang lebih tinggi dibandingkan rokok konvensional, uang para pelajar terkuras karena hal ini.

Uang yang seharusnya diginakan untuk keperluan Pendidikan seperti membeli buku ataupun alat tulis malah digunakan untuk membeli cairan vape yang mahal ataupun untuk membeli rokok konvensional. Hal ini dapat menyebabkan masalah yang lebih luas karena kebutuhan uang yang semakin banyak dan mereka hanya diberi uang jajan yang lebih seddikit jika disbanding kan dengan orang dewasa yang sudah bekerja dan membeli vape ataupun rokok konvensional. 

Hal ini menyebabkan sebuah peluang kemungkinan baru akan terjadinya kejahatan di kalangan remaja dan pelajar karena jika mereka sudah ketagihan dan adiktif akan memiliki arti kebutuhan tersebut harus tecukupi namun uang mereka telah habis yang memungkinkan mereka melakukan pencurian walau memang pencurian bukan dalam sakala yang besar namun hal ini sudah dapat dimasukkan kedalam golongan kejahatan ringan.

Pelajar juga mungkin berbohong kepada orang tua dan lebih parahnya mereka akan berbohong ke skala yang lebih luas seperti mereka akan berbohong kepada kantin sekolahan karena uangnya telah habis digunakan membeli rokok. Mereka juga berbohong kepada orang tua mereka misalnya kebutuhannya seminggu dilebihkan dengan alsaan adanya kegiatan sekolah namun sebetulnya tidak ada sama sekali dan uang tersebut mereka gunakan untuk membeli rokok maupun cairan vape. 

Mereka mungkin tidak membayangkan efek beberapa puluh tahun kedepnnya, mereka tidak paham akan bahayanya jadi mereka melakukan hal tersebut secara enjoy dan tidak memikirkan hal lainnya. Mereka juga belum mengerti attitude saat merokok maupun vaping jadi juga pastinya akan mengganggu orang orang disekitarnya dan menimbulkan stigma negative tentang pelajar daerah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun