A. Penentuan Data
Langkah awal adalah mencari data yang diketahui guna menentukan perhitungan yang akan digunakan, dalam contoh ini dapat digunakan data-data sebagai berikut :
- σ tarik bambu = 9 MPa = 90 kg/cm2
- σ tekan bambu = 6,5 Moa = 65 kg/cm2
- Mutu beton/mortar, f’c = 22,5 MPa = 225 kg/cm2
- Kuat tumpu bambu, fb = 25 MPa = 250 kg/cm2
- Kuat tumpu pelat besi, fs = 345 MPa = 3450 kg/cm2
- Teg. Lentur baut, fy = 650 MPa = 6500 kg/cm2
- Teg. Geser baut, fv = 220 MPa = 2200 kg/cm2
Selain itu digunakan juga sketsa rangka batang seperti ini dimana rangka tersebut terbuat dari bambu dengan spesifikasi kekuatan seperti data diatas dan spesifikasi fisik tertera pada tabel 2.
Setelah mengetahui data-data diatas maka dapat dilanjutkan menentukan gaya-gaya dalam yang terjadi dengan perhitungan dasar mekanika yaitu menggunakan ∑M= 0 yang kemudian dilanjutkan melakukan reaksi perletakan dengan metode titik buhul ataupun ritter sesuai potongan 1-1 dan potongan 2-2.
Dari kedua perhitungan tersebut maka dapat diketahui nilai gaya-gaya dalam pada struktur rangka batang tersebut memiliki nilai kuat tekan maksimal sebesar 3,00 ton atau 3000 kg yang terjadi pada batang 2 dan kuat tarik maksimal sebesar 3,75 ton atau 3750 kg yang terjadi padabatang 1.
C. Analisa Kekuatan Bambu
Karena nilai gaya-gaya dalam sudah diketahui maka dapat dilakukan analisa selanjutnya dengan mempertimbangkan spesifikasi bahan yang digunakan. Dalam contoh analisa ini akan saya gunakan data perhitungan seperti tertera pada tabel 1 berikut.
1. Analisa Dimensi Bambu
Analisa pertama adalah menentukan dimensi bambu yang akan digunakan dengan mengambil nilai σ izin mengacu pada perhitungan gaya-gaya dalam. Sehingga dapat kita tentukan nilai σizin(tarik) = 90 kg/cm2 ; σizin(tekan) = 65 kg/cm2 dengan mempertimbangkan menggunakan 2 bilah bambu untuk setiap kontruksinya yang kemudian dapat dihitung sebagai berikut.
Persyaratan digunakannya dimensi bambu adalah bila memenuhi persamaan σizin > σterjadi, sehingga tipe bambu yang memenuhi persyaratan adalah bambu dengan tipe 1 dengan dimensi bambu berdiameter 14 cm dan tebal 1,5 cm .
2. Analisa Sambungan
Analisa kedua adalah analisa sambungan pada titik A dan titik B yang kemudian dihitung beberapa variabel kekutan sambungan (tumpu bahan (P1), tumpu besi (P2) , lentur baut (P3), geser baut(P4)) sebagai berikut.
Dari perhitungan variabel kekuatan sambungan diatas maka dapat kita lihat hasilnya pada dalam tabel 2 berikut agar mudah untuk membandingkannya.
konstruksi yang digunakan.
Karena nilai P2 untuk jenis pelat 0,3 cm lebih kecil dari σizin maka digunakan jenis pelat 0,7 cm sebagai bahanD. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas maka dapat disimpulkan jenis bambu yang aman digunakan adalah jenis bambu tipe 1 dengan menggunakan pelat setebal 0,7 cm sebagai bahan kosntruksi rangka batang diatas. Semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat dan bila ada kritik/saran/pertanyaan dapat menghubungi saya via email.