Mohon tunggu...
Hafidhu
Hafidhu Mohon Tunggu... Dokter - Milenial Humanis Futuristik - Ethical Medical Technolgy Enthusiast

Certified Medical Doctor, Nasionalis, Moslem, Life Long Learning, Beyond the Future

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19 dan Hubungan Dokter-Pasien

13 Maret 2021   21:45 Diperbarui: 14 Maret 2021   14:25 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin masih ingat di benak kita tentang kasus Prita. Kasus tersebut muncul akibat hubungan dokter-pasien yang salah diartikan sebagai hubungan penjual dan pembeli jasa.

Sudah banyak penulis yang menekankan bahwa hubungan dokter-pasien bukanlah hubungan penjual dan pembeli jasa. Masalah jual beli jasa cukup berakhir di meja administrasi rumah sakit saja, jangan dibawa ke meja dokter.

Hubungan dokter-pasien adalah hubungan teurapetik, simbiosis mutualisme, atas dasar trust dan pasien memiliki hak untuk memilih diantara opsi terapi yang ditawarkan.

Kenyataannya, Prita Mulyasari masih saja melengas-melengos setelah merasa sukses menggaungkan kasusnya (yang dianggapnya kesalahan Dokter) di Indonesia.

Namun apakah Prita sukses? Apakah warga negara kita mendapat manfaat atas kelakuan Prita (yang juga akibat ulahnya DPR berhasil mengundangkan UU ITE yang kini malah dianggap menjerat demokrasi)

Permasalahan pandemi covid-19 ini yang berkepanjangan mungkin juga terjadi atas dasar itu. Hubungan dokter-pasien yang masih dianggap sebagai penjual dan pembeli jasa bahkan sampai ke hadapan sang dokter, pikiran alam bawah sadar dokter. 

Pasien menuntut diagnosis yang 100% tepat dan 100% terapi membuahkan hasil. Pasien menolak terapi yang ditawarkan malah memilih terapi yang tidak ada dasar ilmiahnya. 

Ilmu kedokteran dibangun atas dasar prinsip dan perilaku ilmiah yang saling menghormati dan bertanggung jawab atas kemanusiaan. 

Sekali lagi, hubungan dokter-pasien adalah hubungan teurapetik, simbiosis mutualisme, atas dasar trust dan pasien memiliki hak untuk memilih diantara opsi terapi yang ditawarkan (bukan terapi yang tidak ada dasar ilmiahnya, yang dipilih pasien sendiri tanpa anjuran dokter tersertifikasi). 

Hubungan dokter-pasien adalah hubungan kerjasama dari kedua belah pihak untuk sama sama mengenyahkan penyakit dan mencegah keparahan.

Ibu Prita secara tidak sadar telah menanamkan kebudayaan yang bukan budaya kita. Budaya traksaksional antara dokter-pasien sebagai penjual dan pembeli jasa. Hubungan transaksional cukup urusan dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan (administrasi klinik atau puskesmas) atau bahkan jauh dibelakangnya adalah dengan asuransi dan BPJS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun