Mohon tunggu...
Hafidhotul Zunairoh
Hafidhotul Zunairoh Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 4 Pengabuan

Hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Model Problem Based Learning

30 September 2022   11:18 Diperbarui: 30 September 2022   11:30 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Nama             : Hafidhotul Zunairoh, S.Pd

NIM                : A2G322023

LPTK             : Universitas Jambi

Lokasi          : SMP Negeri 4 Pengabuan

Tujuan yang ingin dicapai:

Aksi 1

Meningkatkan pemahaman siswa kelas VII pada materi teks deskriptif menggunakan model Problem Based Learning

Aksi 2

Meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VII pada materi teks deskriptif (things) menggunakan model Problem Based Learning

Aksi 1 pada 03 September 2022

Aksi 2 pada 15 September 2022

SMP Negeri 4 Pengabuan terletak di Jl. Lintas Parit Pudin, Desa Parit Pudin, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Ada 10 orang guru termasuk kepala sekolah, 2 orang tenaga kependidikan, dan 28 orang siswa di sekolah ini. Saya mengajar di sekolah ini sejak Maret 2019. Letak sekolah yang cukup jauh dari jalan raya dan berdekatan dengan beberapa sekolah swasta menyebabkan sekolah ini cukup kesulitan untuk mendapatkan siswa karena siswa lebih cenderung memilih sekolah swasta yang mudah dijangkau.

Latar belakang

Aksi 1

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah cara mengajar guru yang masih konvensional dan media yang digunakan kurang menarik sehingga siswa sulit memahami materi dan kurang berminat mengikuti pembelajaran.

Aksi 2

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah kemampuan dasar Bahasa Inggris siswa masih rendah serta pengaruh penggunaan bahasa daerah di dalam kelas. Siswa menjadi kurang percaya diri karena takut salah dan ditertawakan. Selain itu, cara mengajar guru yang teacher-centered dan tidak menggunakan media yang menarik menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Praktik ini penting untuk dibagikan karena berdasarkan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan pada aksi 1 dan 2 terdapat perubahan sikap siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, memahami materi yang dipelajari, dan lebih percaya diri untuk berbicara dalam Bahasa Inggris. Dengan menerapkan model PBL dan media yang menarik membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran.

Dengan membagikan praktik baik ini, penulis berharap praktik ini dapat bermanfaat bagi guru lain yang mengalami masalah yang sama dengan yang dihadapi penulis. 

Peran dan tanggung jawab 

Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah:

Pertama, sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi pembelajaran agar seluruh siswa terlibat secara aktif. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menerapkan game dalam pembelajaran.

Kedua, sebagai motivator yaitu memberi semangat kapada siswa. Guru mengapresiasi setiap pendapat, kemampuan, dan kemajuan belajar siswa dengan memberikan pujian.

Ketiga, sebagai mentor yaitu memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa. Guru mengarahkan siswa dalam mengisi LKPD serta membimbing siswa dalam penyelidikan dan diskusi.

Keempat, sebagai guru bertanggung jawab melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tantangan 

Tantangan yang dihadapi penulis pada aksi 1 dan 2 yaitu:

  • Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.
  • Menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk menumbuhkan motivasi siswa.
  • Menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
  • Keterbatasan sarana dan prasarana seperti listrik belum sampai ke ruang kelas dan tidak tersedia wifi di sekolah.
  • Siswa menganggap Bahasa Inggris adalah pelajaran sulit sehingga kurang berminat dan tidak termotivasi dalam pembelajaran

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan pada aksi 1 dan 2 yaitu:

Pertama, memilih model pembelajaran inovatif Problem Based Learning yang digunakan dalam pembelajaran. Model ini berpusat pada siswa sehingga siswa menjadi aktif dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Siswa berkolaborasi dalam kelompok diskusi untuk memecahkan masalah. Siswa juga dituntut untuk berpikir kritis dalam proses pemecahan masalah.

Kedua, mendesain media pembelajaran yang menarik untuk siswa agar siswa lebih termotivasi dan fokus dalam pembelajaran. Menggunakan media memudahkan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Penulis membuat video pembelajaran singkat mengenai describing favorite thing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penulis juga membuat slide PPT yang berisi gambar benda dan contoh teks deskriptif serta bahan ajar yang menarik agar siswa mudah memahami materi pembelajaran.

Ketiga, mengkondisikan kelas sebelum memulai pembelajaran dengan mengecek kebersihan kelas, menyiapkan seluruh peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran, mengarahkan siswa di kelas lain agar tidak ribut selama pembelajaran sehingga tidak mengganggu kelas yang sedang belajar.

Keempat, menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk melengkapi kekurangan sarana, seperti kabel dan kuota internet.

Kelima, memberikan apersepsi kepada siswa agar siswa memahami manfaat belajar Bahasa Inggris bagi kehidupan sehari-hari. Memberikan motivasi kepada siswa dengan menggunakan media dan game dalam pembelajaran. Memberikan apresiasi pada setiap pendapat siswa dan keberhasilan yang dicapai dengan memuji mereka agar siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan mereka. 

Dalam pembelajaran aksi 1 penulis menggunakan model Problem Based Learning dengan media slide PPT. Sedangkan dalam pembelajaran aksi 2 penulis menggunakan model Problem Based Learning dan strategi Guessing game dengan media video dan slide PPT.

Proses pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan inti penulis menerapkan 5 fase PBLyang terdiri dari orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pihak yang terlibat dalam pembelajaran yaitu siswa kelas VII, Guru, Tenaga kependidikan, Kepala sekolah, Guru pamong, dan Dosen pembimbing.

Sumber daya atau materi yang diperlukan yaitu ruang kelas, peralatan seperti laptop, proyektor, handphone, papan tulis, spidol, listrik, dan jaringan internet.

Dampak dari aksi 1 dan langkah-langkah yang dilakukan ialah adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yaitu teks deskriptif dan siswa lebih antusias selama pembelajaran.

Dampak dari aksi 2 dan langkah-langkah yang dilakukan ialah adanya peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri siswa dalam mendeskripsikan benda. Siswa juga lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Apakah hasilnya efektif Atau tidak efektif? Mengapa? 

Menggunakan PBL dalam pembelajaran aksi 1 dan 2 memberikan hasil yang lebih efektif karena pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa menjadi aktif dan mampu mengembangkan potensi diri mereka dalam memecahkan masalah melalui diskusi kelompok. Hasil belajar siswa meningkat terbukti dengan seluruh siswa tuntas dalam pembelajaran.

Sebelum menggunakan model PBL hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM karena model yang digunakan masih berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa dalam meyelesaikan masalah masih sangat rendah.

Respon Aksi 1 dan 2

Kepala sekolah sangat mendukung dengan memberikan respon positif pada pembelajaran menggunakan model inovatif ini.

Rekan sejawat memberikan respon positif dan antusias sehingga mereka juga ingin melaksanakan model pembelajaran yang telah penulis laksanakan.

Siswa juga memberikan respon positif, terlihat dari keaktifan mereka dalam belajar serta hasil survei yang mereka isi. Siswa merasa senang dan antusias dengan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Faktor keberhasilan

  • Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat yang turut membantu selama kegiatan pembelajaran.
  • Bimbingan dari Ibu dosen Dra. Radiatan Mardiah, M.Hum dan guru pamong Bapak Subadi, S.Pd., M.Pd.
  • Model pembelajaran yang berpusat pada siswa, strategi dan media pembelajaran yang digunakan menarik.

Rencana Tindak Lanjut

Penulis akan melakukan beberapa rencana tindak lanjut yaitu:

1. Memilih model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan peseta didik dengan memanfaatkan segala sumber daya baik sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Memilih dan merancang media pembelajaran yang menarik untuk memotivasi siswa dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Mendesain video dan PPT yang mudah dipahami oleh siswa sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

3. Menggunakan metode belajar bervariasi untuk mengembangkan keterampilan siswa sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran. 

Pembelajaran dari keseluruhan proses 

Pembelajaran yang dapat diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan pada aksi 1 dan 2 adalah:

  • Penulis lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan pembelajaran.
  • Menggunakan model dan media yang menarik serta sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
  • Menerapkan TPACK dalam pembelajaran membuat pembelajaran jadi lebih menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun