Tidak terasa sudah memasuki minggu ke-3 mata kuliah pendidikan pancasila. Di minggu ke-3 ini saya membuat resume dari tulisan Bapak Drs. Study Rizal LK, MA. yang berjudul "Joged di Atas Luka: Saat Wakil Rakyat Melupakan Penderitaan Publik" topik ini sangat menarik untuk di bahas karena banyak mencuri perhatian warga Indonesia.Â
Dalam artikelnya Bapak Drs. Study Rizal LK, MA. menulis bahwa joged nggota dewan bukan sekedar gerak tubuh, melainkan pesan simbolik: bahwa ada jarak emosional antara mereka dengan rakyat yang diwakilinya. Di saat masyarakat sedang gusar  dengan krisis ekonomi atau kebijakan yang memberatka, anggota dewan justru menampilkan keciaraan yang kontras. Kontras inilah yang menimbulkan luka simbolik seolah-olah penderitaan rakyat hanyalah latar belakang, bukan kenyataan yang perlu diperjuangkan.Â
Dapat kita simpulkan bahwa joged anggota dewan bukan sekedar hiburan biasa. Gerakan itu bisa dipandang sebagai simbol yang menunjukkan adanya jarak antara wakil rakyat dengan masyarakat yang susah. Hal seperti sudah pasti membuat kepercayaan rakyat berkurang. Sebab, yang terlihat bukan keseriusan memperjuangkan nasib rakyat, melainkan keceriaan yang tidak sesuai dengan keadaan. Akhirnya, jarak antara rakyat dan wakilnya semakin lebar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI