Mohon tunggu...
Hadits Al Hasan
Hadits Al Hasan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Perkenalkan nama saya Hadits Al Hasan. Seorang manusia biasa yang bercita - cita menjadi seorang pribadi yang luar biasa. Saya merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saya memiliki hobi yakni membaca, menulis yang seperti bagian dari hidup saya. Tentu saja itu bukanlah satu hal yang luar biasa, akan tetapi saya akan berusaha untuk menggapainya guna bisa membahagiakan orang tua saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manusia Peliharaan Penguasa

24 Maret 2024   21:48 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama seperti orang yang berkeinginan untuk bisa mendapatkan makanan gratis dengan cara menikmati kemiskinan mereka. Seakan mereka tidak tahu bahwa mereka sesungguhnya sudah di tipu dengan apa yang mereka harapkan sendiri. Tidak mengherankan bahwa tingkat kecerdasan warga dari negeri ini tidaklah lebih dari kecerdasan seekor simpanse yang sering kita lihat di kebun binatang.

Mereka diberikan makan, agar mereka selalu berada dalam kondisi perut kekenyangan tanpa mengetahui bahwa mereka terjebak dalam lingkaran setan kebodohan dan pembodohan.

Sungguh miris nasib mereka harus digiring layaknya ternak di ladang milik seorang petani yang lahan nya tandus dan tidak menghasilkan apa -- apa selain tanah kosong bekas penebangan hutan yang sisa pohon nya entah menghilang kemana. Sebuah mahakarya yang gagal dari sang peternak yang masih saja menggiring hewan -- hewan ternak nya dengan menggunakan tali sosial media agar mereka selalu mengikuti apa yang diperintahkannya.

Seakan mereka sudah terkekang oleh itu. Oleh karenanya, mereka tidak bisa pergi kemana -- mana. Hanya terbias dengan tontonan yang menyesatkan mereka dan juga tak memiliki manfaat yang berlapiskan kebohongan di dalamnya. Mereka terus dikekang, dicekoki, dan didoktrin guna menelan utuh kebohongan -- kebohongan yang disampaikan. Sebuah langkah pelampiasan agitatif dari seorang pengembala ketika menggembalakan hewan gembala nya.

Berapa banyak hewan gembala yang ia gembalakan di tanah tandus itu? Tak terhitung jumlahnya. Ia hanya berfokus pada satu tujuan, bagaimana ia bisa meyakinkan hewan gembala nya itu untuk bisa memakan rerumputan di tanah miliknya yang tandus dan tak pula menghasilkan apa -- apa. Seperti yang sudah kusebutkan di sebelumnya, mereka terus dicekoki dengan informasi -- informasi palsu yang selalu ia sebarkan guna menutupi fakta bahwa tanah yang ia garap untuk membangun sebuah lumbung pangan dan pertanian yang luas, hanyalah sebuah kegagalan semata.

Berbagai usaha telah dilakukan oleh hewan lain guna menyadarkan mereka yang sudah dibelenggu oleh sang peternak itu. Hewan ternak tersebut berhasil berpikir bahwa apa yang dikatakan oleh sang peternak yang telah membelenggu mereka itu adalah sebuah kebohongan belaka.


Ia berkata kepada teman -- teman nya bahwa selama ini mereka telah ditipu dan dibohongi akan segala keberhasilan yang dibuat oleh sang peternak. Ia sengaja memberikan kita makan gratis guna mematikan cara berpikir mereka agar mereka tidak banyak menuntut dan berbicara.

Namun sayangnya, hewan ternak yang lain tidaklah sependapat dan sepemikiran dengan hewan yang memberikan fakta akan kegagalan sang peternak dalam membangun peternakan dan lumbung padi nya yang gagal. Justru hewan ternak lain menganggap hewan yang berusaha memberikan fakta itu kepada mereka sebagai hewan yang aneh, berisik, dan mengganggu. Kebanyakan dari mereka menjauh dari hewan ternak yang memberikan fakta sembari menggerutu kesal tentang apa yang ia katakan.

Mereka menolak percaya dan lebih tergiur dengan makanan yang selalu disediakan oleh sang peternak kepada mereka. Menurut mereka, mereka kini sudah mendapatkan sebuah jaminan bahwa mereka akan hidup enak. Mereka hanya makan tanpa menggunakan otak mereka untuk berpikir bahwa sang peternak sebetulnya mengambil rumput dari peternak lain yang lebih miskin guna memberikan hewan ternak nya itu rumput yang enak dan bergizi.

Hewan ternak milik sang peternak pun memakannya dengan nikmat. Sementara hewan ternak yang mengatakan sebuah fakta kepada mereka hanya bisa menghela nafas saja. Karena ucapan fakta dan kenyataan yang ia sampaikan kepada mereka hanya dianggap sebagai omong kosong belaka. Toh mereka sudah makan enak, untuk apa mereka lelah -- lelah berpikir jika perut mereka sudah terisi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun