Pejabat Seharusnya Seperti Apa?
Pejabat ideal adalah mereka yang konsisten belajar seumur hidup. Membaca buku bukan sekadar menambah pengetahuan, tapi juga melatih empati dan membuka wawasan dari berbagai sudut pandang. Dengan bacaan, pejabat bisa melihat realitas rakyat yang mungkin tidak pernah disentuh langsung. Seorang pemimpin yang terbiasa membaca akan lebih berhati-hati, lebih reflektif, dan lebih berani membuat kebijakan berdasarkan data, bukan sekadar pencitraan.
Apa buku bacaan wajib bagi pejabat?
Ada beberapa kategori buku yang sangat penting. Pertama adalah buku tentang Leadership, agar pejabat paham bahwa kepemimpinan bukan soal gaya, tapi soal pengabdian.
Kedua adalah buku tentang Komunikasi publik, agar pidato pejabat bukan sekadar bunyi, melainkan pesan yang menyentuh hati rakyat.
Ketiga adalah buku tentang Kebijakan publik, agar kebijakan lahir dari analisis, bukan intuisi belaka.
Keempat adalah buku tentang Pemikiran sistemik, supaya pejabat paham bahwa kebijakan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang.
Kelima adalah buku tentang Ekonomi dasar dan keuangan negara, agar mereka tidak salah langkah dalam mengelola anggaran.
Dan tak kalah penting adalah buku tentang Isu kontemporer mulai dari teknologi, perubahan iklim, hingga kesehatan masyarakat, agar pejabat siap menghadapi tantangan zaman.
Penutup
Kita tentu masih bisa berharap pejabat Indonesia lebih dekat dengan buku. Harapan itu bukan mustahil, asalkan ada kesadaran kolektif bahwa membaca bukan hobi kelas menengah semata, melainkan kebutuhan seorang pemimpin. Rakyat berhak dipimpin oleh gagasan, bukan sekadar gaya.
Jika pejabat terus mengabaikan buku, sulit membayangkan lahirnya kebijakan publik yang benar-benar berpihak pada rakyat. Karena itu, mari kita dorong tradisi literasi, mulai dari ruang pejabat hingga ruang keluarga. Buku harus kembali menjadi sumber gagasan, bukan sekadar pajangan.
Referensi
Antara News. (2024). Perpusnas sebut rata-rata warga RI hanya baca enam buku per tahun. https://www.antaranews.com/berita/5032053/perpusnas-sebut-rata-rata-warga-ri-hanya-baca-enam-buku-per-tahun
Antara News. (2021). Mendorong literasi budaya baca melalui digitalisasi perpustakaan. https://www.antaranews.com/berita/2349022/mendorong-literasi-budaya-baca-melalui-digitalisasi-perpustakaan
Kompas.com. (2021). Perpusnas: Jangan hakimi anak Indonesia yang rendah budaya baca. https://edukasi.kompas.com/read/2021/02/23/121757771/perpusnas-jangan-hakimi-anak-indonesia-yang-rendah-budaya-baca
Tanoto Foundation. (2022). Learning from developed countries' reading culture. https://www.tanotofoundation.org/en/news/learning-developed-countries-reading-culture/
Sihombing, J C. (2022). Membaca, to kill time or to full time. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/15159/Membaca-to-kill-time-or-to-full-time.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI