Mohon tunggu...
Hadi Tanuji
Hadi Tanuji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Analis Data, Konsultan Statistik, Pemerhati Hal Remeh Temeh

Aktivitas sehari-hari saya sebagai dosen statisika, dengan bermain tenis meja sebagai hobi. Olah raga ini membuat saya lebih sabar dalam menghadapi smash, baik dari lawan maupun dari kehidupan. Di sela-sela kesibukan, saya menjadi pemerhati masalah sosial, mencoba melihat ada apa di balik fenomena kehidupan, suka berbagi meski hanya ide ataupun hanya sekedar menjadi pendengar. Sebagai laki-laki sederhana moto hidup pun sederhana, bisa memberi manfaat kepada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Darurat Baca Pejabat: Malas Baca, Mampukah Urus Negara?

27 September 2025   13:50 Diperbarui: 27 September 2025   15:27 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca membuka cakrawala dunia (Sumber: halozakat.org)

Pejabat Seharusnya Seperti Apa?

Pejabat ideal adalah mereka yang konsisten belajar seumur hidup. Membaca buku bukan sekadar menambah pengetahuan, tapi juga melatih empati dan membuka wawasan dari berbagai sudut pandang. Dengan bacaan, pejabat bisa melihat realitas rakyat yang mungkin tidak pernah disentuh langsung. Seorang pemimpin yang terbiasa membaca akan lebih berhati-hati, lebih reflektif, dan lebih berani membuat kebijakan berdasarkan data, bukan sekadar pencitraan.


Apa buku bacaan wajib bagi pejabat?


Ada beberapa kategori buku yang sangat penting. Pertama adalah buku tentang Leadership, agar pejabat paham bahwa kepemimpinan bukan soal gaya, tapi soal pengabdian.

Kedua adalah buku tentang Komunikasi publik, agar pidato pejabat bukan sekadar bunyi, melainkan pesan yang menyentuh hati rakyat.
Ketiga adalah buku tentang Kebijakan publik, agar kebijakan lahir dari analisis, bukan intuisi belaka.
Keempat adalah buku tentang Pemikiran sistemik, supaya pejabat paham bahwa kebijakan harus mempertimbangkan dampak jangka panjang.
Kelima adalah buku tentang Ekonomi dasar dan keuangan negara, agar mereka tidak salah langkah dalam mengelola anggaran.
Dan tak kalah penting adalah buku tentang Isu kontemporer mulai dari teknologi, perubahan iklim, hingga kesehatan masyarakat, agar pejabat siap menghadapi tantangan zaman.

Penutup

Kita tentu masih bisa berharap pejabat Indonesia lebih dekat dengan buku. Harapan itu bukan mustahil, asalkan ada kesadaran kolektif bahwa membaca bukan hobi kelas menengah semata, melainkan kebutuhan seorang pemimpin. Rakyat berhak dipimpin oleh gagasan, bukan sekadar gaya.

Jika pejabat terus mengabaikan buku, sulit membayangkan lahirnya kebijakan publik yang benar-benar berpihak pada rakyat. Karena itu, mari kita dorong tradisi literasi, mulai dari ruang pejabat hingga ruang keluarga. Buku harus kembali menjadi sumber gagasan, bukan sekadar pajangan.

Referensi


Antara News. (2024). Perpusnas sebut rata-rata warga RI hanya baca enam buku per tahun. https://www.antaranews.com/berita/5032053/perpusnas-sebut-rata-rata-warga-ri-hanya-baca-enam-buku-per-tahun


Antara News. (2021). Mendorong literasi budaya baca melalui digitalisasi perpustakaan. https://www.antaranews.com/berita/2349022/mendorong-literasi-budaya-baca-melalui-digitalisasi-perpustakaan


Kompas.com. (2021). Perpusnas: Jangan hakimi anak Indonesia yang rendah budaya baca. https://edukasi.kompas.com/read/2021/02/23/121757771/perpusnas-jangan-hakimi-anak-indonesia-yang-rendah-budaya-baca


Tanoto Foundation. (2022). Learning from developed countries' reading culture. https://www.tanotofoundation.org/en/news/learning-developed-countries-reading-culture/


Sihombing, J C. (2022). Membaca, to kill time or to full time. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidempuan/baca-artikel/15159/Membaca-to-kill-time-or-to-full-time.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun