Bahkan, dalam banyak kasus, keberadaan mereka lebih sering dirasakan sebagai penghambat daripada membawa manfaat. Ketiadaan mereka mungkin lebih diinginkan oleh masyarakat dibandingkan keberadaan mereka yang cenderung merusak. Yang memprihatinkan, jumlah individu dengan karakteristik semacam ini tampaknya tidak sedikit dan cenderung meningkat seiring waktu.
Orang-orang seperti ini menciptakan situasi yang tidak kondusif, mulai dari memperkeruh suasana hingga melibatkan diri dalam tindakan yang merugikan banyak pihak. Ketidakmampuan mereka untuk menghadapi tantangan pribadi membuat mereka kehilangan peran positif dalam masyarakat, dan justru menjadi faktor yang menyulitkan terciptanya harmoni. Kehadiran mereka mengingatkan kita pada pentingnya pemberdayaan, pendidikan, dan pendekatan sosial untuk mengurangi dampak buruk yang mereka timbulkan sekaligus membantu mereka menemukan jalan keluar dari kondisi tersebut.
Tipe 3: Ada dan tiadanya sama saja
Di antara dua tipe sebelumnya, ada tipe 3 yaitu kelompok orang yang mampu menangani permasalahan pribadi mereka namun tidak memiliki kemampuan atau keinginan untuk membantu memecahkan masalah orang lain. Individu-individu ini cenderung fokus pada diri mereka sendiri, menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran demi kesenangan pribadi. Mereka terfokus pada kepentingan diri dan keluarganya, tanpa terlalu peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Orang-orang seperti ini jarang memikirkan atau bertindak di luar lingkaran kepentingan pribadinya. Hubungan mereka dengan masyarakat terbilang renggang, dan perhatian mereka terhadap lingkungan sosial sangat minim. Selama diri dan keluarganya merasa nyaman, apapun yang terjadi di luar itu dianggap bukan urusan mereka. Pepatah yang mengatakan "wujuduhu ka adamihi"---yang berarti kehadirannya sama seperti ketidakhadirannya---cukup menggambarkan kondisi mereka.
Keberadaan mereka di tengah masyarakat tidak memberikan dampak signifikan. Mereka berjalan dalam arus yang netral. Bagi masyarakat, individu-individu seperti ini cenderung terlupakan karena kontribusi mereka tidak dirasakan. Bahkan, dalam banyak situasi, mereka dianggap sama saja dengan tidak hadirnya, sebab keberadaan mereka tidak meninggalkan jejak yang berarti.
Termasuk tipe yang mana anda?
Sesungguhnya apa yang mempengaruhi identitas diri seseorang? Tunggu dalam tulisan berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI