Mohon tunggu...
Hadi Muin Al Rasyid Hasibuan
Hadi Muin Al Rasyid Hasibuan Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mencari uang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa aja sih organisasi nya orang NU itu? Ini salah satu organisasi orang NU IPNU ( Ikatan pelajar nahdlatul ulama)

20 Mei 2025   18:37 Diperbarui: 20 Mei 2025   18:37 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://images.app.goo.gl/DkP4y

Di tengah arus globalisasi yang deras dan perubahan sosial yang cepat, keberadaan organisasi pelajar yang mampu menjaga nilai, akhlak, serta arah perjuangan generasi muda menjadi sangat penting. Salah satu organisasi yang telah berperan besar dalam membina pelajar dan santri di Indonesia adalah IPNU -- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.

Sebagai bagian dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU)---organisasi Islam terbesar di Indonesia---IPNU hadir bukan hanya sebagai organisasi kepelajaran, tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter, wawasan kebangsaan, dan kesadaran spiritual dalam diri para pelajar muda.

IPNU didirikan pada tanggal 24 Februari 1954 di Semarang, Jawa Tengah, oleh tokoh muda NU bernama KH. Masjkur bersama rekan-rekannya. Tujuan utama pendirian IPNU adalah membina pelajar dan santri agar tetap berpegang teguh pada ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah, sekaligus menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan cinta tanah air.

Saat itu, Indonesia masih berada dalam fase awal pembangunan pasca-kemerdekaan. Dibutuhkan anak-anak muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki semangat keislaman dan kebangsaan yang kuat. Maka, IPNU lahir sebagai jawaban atas tantangan zaman.

Di IPNU, seorang pelajar tidak hanya diajarkan soal organisasi atau kepemimpinan. Lebih dari itu, mereka diajak mengenal nilai---nilai kebaikan yang selama ini mungkin tak ditemukan di bangku sekolah. Tentang bagaimana menghormati guru, tentang pentingnya menjaga tradisi, tentang bagaimana menjadi anak muda yang santun tapi juga kritis.

Pelajar IPNU dibentuk dengan semangat Ahlussunnah wal Jama'ah, paham keislaman moderat yang menekankan keseimbangan antara agama dan akal, antara dunia dan akhirat. Bukan hanya rajin ngaji, mereka juga diajak membaca realitas sosial, peduli lingkungan sekitar, dan berani menyuarakan kebenaran.

Seringkali kita mendengar anggapan bahwa organisasi pelajar hanyalah kegiatan tambahan. Tapi bagi banyak anak muda di bawah naungan IPNU, organisasi ini justru menjadi ruang utama mereka bertumbuh. Di sinilah mereka belajar pertama kali menjadi pemimpin rapat, menulis gagasan, bahkan berdiri di depan umum dengan percaya diri.

IPNU membentuk keberanian, bukan dengan paksaan, tapi lewat pembiasaan. Ada pelatihan kader dasar (Makesta), pelatihan lanjutan (Lakmud), hingga tingkat lanjut (Lakut). Setiap jenjang tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mempererat persaudaraan antar pelajar dari berbagai latar belakang.

Kita hidup di zaman yang serba cepat. Budaya luar masuk tanpa permisi, dan kadang memudarkan rasa cinta terhadap tradisi sendiri. Tapi IPNU tidak menolak modernitas. Sebaliknya, mereka merangkulnya sambil tetap menjaga akar.

Lewat media sosial, podcast, dan konten digital, kader IPNU kini aktif menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil 'alamin. Mereka bicara soal toleransi, kasih sayang, bahkan kritik sosial---semua dibalut dengan bahasa anak muda yang segar dan membumi. Tapi di balik itu semua, mereka tetap menjaga wirid, tetap mencintai tahlilan, tetap rindu ngaji bareng kiai di langgar kecil.

Tentu saja, perjalanan IPNU tidak selalu mulus. Banyak pengurus yang harus patungan untuk menggelar kegiatan. Di desa-desa, mereka harus kreatif mencari tempat rapat---kadang di beranda rumah, kadang di masjid, atau bahkan di bawah pohon rindang. Tapi justru dari keterbatasan itulah tumbuh ketulusan.

Tidak sedikit yang menjadikan IPNU sebagai tempat pertama kali mereka merasa punya arti. Tempat pertama mereka disebut "Kader". Tempat mereka belajar tentang tanggung jawab, tentang bagaimana menjadi bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk umat.

Di era sekarang, tantangan anak muda tidak lagi hanya soal nilai ujian. Ada ancaman yang lebih halus---radikalisme yang menyusup di ruang digital, serta apatisme yang membuat banyak pelajar merasa tak punya harapan. Di sinilah IPNU hadir sebagai jawaban.

Dengan semangat Islam damai, IPNU berdiri di garda depan menyuarakan Islam yang ramah, bukan marah. Mereka ajak teman-temannya berpikir terbuka, berdialog, dan tetap mencintai tanah air. Di saat yang lain menyerah, kader IPNU memilih untuk tetap bergerak.

Di IPNU, kita belajar bahwa menjadi pelajar bukan hanya soal lulus ujian. Tapi tentang bagaimana hidup dengan nilai, bagaimana bersuara tanpa mencaci, bagaimana mencintai tanah air tanpa kehilangan iman.

IPNU adalah tempat belajar tanpa papan tulis. Ia adalah sekolah kehidupan. Di sinilah pelajar NU tumbuh bukan hanya menjadi pintar, tapi juga menjadi pribadi yang lembut hati, luas pikiran, dan kuat tekad.

Dan selama IPNU masih ada, selama masih ada pelajar yang mau belajar dan berjuang, kita percaya---masa depan Indonesia ada di tangan yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun