Hanya menjadi kesia-kesiaan ketika hari demi hari dilalui dengan meratapi yang terjadi. "Hei, kamu laki-laki. Jangan lama-lama sedihnya. Ayo move on." Begitu saya memotivasi diri.
Bagi orang-orang yang kena PHK dan efisiensi kerja, mereka ibarat orang-orang yang kalah dalam pertandingan hidup.
Ya, saya memang pernah kalah. Tapi saya jadi belajar, bahwa dalam hidup ini, kita tidak harus selalu menang. Kita boleh merasa kalah. Tapi memang, dunia ini terkadang keras dan kejam. Tempat bersusah payah.
Sebab, kalau semuanya mudah, mungkin kita tidak akan pernah mengenal makna tabah. Bersabar.
Menyoal situasi itu, saya teringat ucapan dari Fahrudin Faiz. Â Beliau adalah seorang filsuf muslim yang dikenal luas melalui ceramah-ceramahnya tentang filsafat Islam.
Pernah ketika beliau diundang dalam sebuah siniar, penulis buku "Filsafat Kebahagiaan" ini ditanya perihal bagaimana resep bahagia serta menghadapi kesulitan hidup.
Jawaban Fahrudin Faiz singkat. Hanya tiga kata. Tapi maknanya luar biasa.
"Ini akan berlalu," ujanrya.
Maknanya, semua hal, entah itu gembira atau nestapa, yang terjadi pada kita, ini akan berlalu. Tidak akan selamanya.
Dengan memaknai "ini akan berlalu", kita bisa tenang menjalani hidup. Bila dalam kondisi senang, kita sadar bahwa itu tidak akan seterusnya. Bisa berlalu. Karenanya, harus lebih banyak bersyukur dengan mengerjakan hal-hal baik.
Sebaliknya, bila dalam situasi sult, ini juga akan berlalu. Tidak seterusnya.