Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis. Jurnalis.

The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Untuk kerja sama penulisan, saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menerawang Peluang Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2025

25 Agustus 2025   16:39 Diperbarui: 25 Agustus 2025   16:49 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harian Kompas dalam berita berjudul "Mencari Celah di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis" yang tayang 23 Agustus 2025 lalu, menyoroti peluang pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia 2025.

Kompas mencoba menyajikan fakta realistis. 

Bahwa, bila merujuk penampilan atlet-atlet badminton Indonesia di sepanjang turnamen BWF pada tahun ini, kiranya agak sulit untuk meraih gelar juara dunia 2025..

"Berdasarkan statistik BWF World Tour 2025, sulit rasanya melihat atlet Indonesia berdiri di podium tertinggi pada hari terakhir persaingan di Adidas Arena. Dari 18 turnamen Super 300 hingga Super 1000, Indonesia hanya meraih empat gelar juara, jauh di bawah China dengan 24 gelar, Korea Selatan (16), dan Thailand (12)". Begitu tulisan Kompas.

Kejuaraan Dunia 2025 dimulai

Pekan ini, sorotan penggemar bulutangkis di dunia akan tertuju ke Kota Paris di Prancis.

Di sana, pebulutangkis-pebulutangkis top dunia, termasuk dari Indonesia, mulai hari ini, Senin (25/8/2025)  akan bertanding di ajang World Badminton Championship 2025 alias Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2025.

Kejuaraan bulutangkis yang pertama kali digelar pada tahun 1977 di Malmo, Swedia ini berbeda dari turnamen BWF lainnya. Yang ini lebih prestisius. Sebab, pemain/pasangan yang menjadi juara di kejuaran dunia ini, akan menyandang gelar sebagai juara dunia 2025.

Sepanjang sejarah penyelenggarannya, tidak selalu pemain/pasangan Indonesia bisa juara. Bahkan, nama-nama top yang pernah menduduki ranking 1 dunia sekalipun, tak mampu menjadi juara dunia. 

Kali terakhir wakil Indonesia meraih medali emas alias gelar juara dunia di Kejuaraan Dunia adalah pada edisi 2019 di Basel, Swiss, melalui ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun