Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Tukang Nulis

Pernah 8 tahun bekerja menulis di media KKG (Kelompok Kompas Gramedia). The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2023. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Untuk kerja sama penulisan, saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com. Salam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Jurus Merawat Pelanggan dari Pasutri Penjahit di Sidoarjo

21 Juli 2025   08:41 Diperbarui: 23 Juli 2025   16:43 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Siroj, di ruang kerjanya yang dipenuhi tumpukan kain seragam/Foto: Hadi Santoso 

Saya pun ketika mengambil seragam di sekolah anak, sempat mendapatkan brosur menerima jasa penjahit dengan iming-iming 'cepat jadi'. Tapi entah kenapa saya tidak tertarik. Dalam benak saya, kalau jahit seragam, ya harus ke pasutri penjahit ini.

"Ini saya baru bisa jahit seragam anak sampean tanggal 28 Juli mas. Kalau tanggal itu sudah rada longgar," beber Mas Sirot, menunjukkan betapa sibuknya dirinya. 

Mas Siroj lantas bercerita, beberapa pelanggannya bahkan sudah inden alias memesan duluan untuk dijahit, bahkan ketika seragam sekolah belum mereka terima.

Ternyata, pelanggan yang pre-order jahitan lewat inden ini lumayan banyak. Karenanya, saya sampai tidak kebagian antrean.

"Harusnya Sampean (Anda) dulu juga inden Mas. Nggak apa-apa. Setelah kain seragamnya ada, sampean bawa ke sini," ujarnya. 

Pantauan di lokasi tempat kerja pasutri penjahit ini, memang masih ada bertumpuk-tumpuk kain seragam sekolah yang belum dijahit. Ada belasan setel kain seragam.

Beberapa seragam ada yang sudah jadi. Sudah dikemas. Sudah ditata rapi. Tinggal diambil pemesannya.

Saya lantas penasaran bertanya, bagaimana ritme kerja pasutri ini menyelesaikan orderan jahitan yang bertumpuk begitu.

"Kalau saya, sehari maksimal saya batasi empat seragam. Di atas itu sudah nggak kuat," ujar Mas Sirot.

Saya menangkap maksud empat seragam itu mungkin dari mulai mengerjakan polanya, memotong kain, hingga menjahitnya. Bukan sehari bisa jadi empat seragam.

Karena setahu saya, pasutri ini dalam mengerjakan jahitan, memang tidak mengedepankan 'cepat-cepat jadi'. Terpenting bagi mereka, pelanggan puas karena hasilnya maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun