Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Tukang Nulis

Pernah 8 tahun bekerja menulis di media KKG (Kelompok Kompas Gramedia). The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2023. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Untuk kerja sama penulisan, saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com. Salam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Jurus Merawat Pelanggan dari Pasutri Penjahit di Sidoarjo

21 Juli 2025   08:41 Diperbarui: 23 Juli 2025   16:43 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Siroj, di ruang kerjanya yang dipenuhi tumpukan kain seragam/Foto: Hadi Santoso 

"Lihat dulu bagaimana hasilnya, kalau memang bagus kita taruh di stu lagi," ujar istri.

Beberapa hari kemudian, saya dan istri lantas berkunjung ke rumah Mbak Wati yang hanya berjarak satu desa dari rumah kami. Sembari membawa seragam yang belum dijahit, kami datang membawa harapan. Siapa tahu masih bisa.

Kami lantas bertemu Mas Siroj, suaminya. Dia menerima kami di ruang kerjanya. Di sebuah ruangan di teras rumah yang sudah 'disulap' layaknya show room alias tempat berkarya mereka.

Mas Siroj (53 tahun), lantas bercerita perihal banyaknya orderan jahitan yang harus ia selesaikan. Utamanya dari para orang tua yang menjahitkan seragam baru untuk anak-anaknya.

"Alhamdulillah tahun ini banyak (orderan). Kami sempat kewalahan bahkan sampai menolak," ujar Mas Siroj yang mengaku sudah lebih dari dua dekade menjalani profesi ini.

Dipercaya karena kualitas jahitan, hanya mau dibayar saat pekerjaan selesai

Sebenarnya, di desa pasutri pejahit ini, mereka tidak sendirian berprofesi menjahit.

Ada beberapa orang yang juga membuka jasa penjahitan. Ada tetangga satu RT. Ada pula warga baru di perumahan, ataupun penyewa ruko yang membuka jasa penjahitan. 

Tapi, orang sudah terlanjur percaya dengan pasutri penjahit ini sehingga sulit berpaling. 

Apalagi, pasutri ini memang orangnya welcome. Kalau kata anak muda sekarang, sikap mereka itu green flag. 

Mereka menyenangkan bila diajak ngobrol. Karenanya, tidak heran bila pelanggan enggan berpaling dari mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun