Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terima Kasih KAI untuk Mudik Haru yang Aman, Nyaman, dan Tak Terlupakan

13 Mei 2025   14:11 Diperbarui: 14 Mei 2025   13:38 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen mudik kami pada Lebaran tahun ini bersama KAI/foto pribadi 

Dari beberapa kali momen mudik menggunakan moda kereta api yang pernah saya jalani sejak menikah pada akhir 2010 silam, mudik Lebaran tahun ini menjadi momen haru yang tidak akan terlupakan.

Sempat diliputi rasa ragu apakah bisa berangkat mudik karena kami mendadak dihantam oleh pahitnya kenyataan hidup, tetapi pada akhirnya harapan mudik bisa kesampaian. 

Lewat tulisan ini, selain bercerita, saya perlu berterima kasih kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) atas angkutan mudik yang memuaskan dan membahagiakan, meski dalam suasana prihatin.

Mudik Haru dalam Suasana Prihatin

Sejak menikah pada akhir 2010 silam, kami sepakat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri secara bergantian di Sidoarjo dan Tangerang. Saya warga asli Sidoarjo, Jawa Timur. Sementara istri dari Cipondoh, Tangerang, Banten.

Tahun ini merupakan jadwal kami mudik ke Tangerang. Karenanya, sejak jauh bulan, kami menyisihkan duit untuk membeli tiket mudik berempat. 

Kami dan dua anak laki-laki kami. Karena memang, budget untuk membeli tiket KA berempat, lumayan besar.

Namun, tidak disangka, kami lantas dihadapkan pada situasi yang tidak kami duga. Sejak awal tahun ini, media tempat saya bekerja dalam beberapa tahun terakhir, memberlakukan efisiensi seperti kebanyakan perusahaan media di tanah air. 

Jumlah gaji yang saya terima, tak lagi sama dengan sebelumnya. Berkurang.

Jadilah kami sekeluarga harus mulai mengencangkan ikat pinggang. Berhemat. Mengatur pengeluaran untuk sekolah anak-anak dan kebutuhan sehari-hari. Juga berjuang menambah pemasukan dari 'jalan lain' agar dapur tetap mengepul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun