Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia dan Peluang 'Deja Vu' Juara Piala Thomas 2000 di Kuala Lumpur

17 Oktober 2021   12:08 Diperbarui: 17 Oktober 2021   12:10 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya diharapkan menyumbang poin kemenangan di final Piala Thomas 2020/Badminton Photo/Yohan Nonotte

Nah, dengan komposisi seperti itu, ini peluang terbaik bagi Indonesia untuk juara. Sebab, komposisi pemain Indonesia ataupun ranking pemain, lebih baik dari China.

Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie akan kembali menjadi harapan untuk meraih poin.

Setelah tadi malam dikalahkan Viktor Axelsen, Ginting tentu ingin move on dan termotivasi menyumbangkan poin kemenangan untuk Indonesia. Ingat, lawan Ginting di final tidak akan sedashyat Axelsen.

Andai Ginting melawan Shi Yuqi, itu akan menjadi kesempatan baginya memperbaiki catatan head to head yang selama ini sulit mengalahkan dia. Toh, final bukan cuma soal head to head. Tapi lebih siapa yang paling siap.

Lalu di nomor ganda, pasangan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto kini sedang on fire. Penampilan mereka sedang oke. Rasanya sulit bagi ganda China untuk mengimbangi mereka.

Bila seperti itu, bukan tidak mungkin, final malam nanti akan menjadi 'deja vu' alias ulangan cerita yang sama seperti di final Piala Thomas tahun 2000 silam. Ketika Indonesia menang 3-0 atas China di Kuala Lumpur.

Apalagi, sebuah kebetulan atau pertanda, sama dengan Piala Thomas 2000 silam, Indonesia melaju ke final setelah mengatasi perlawanan ketat Denmark di semifinal.

Namun, meski lebih diunggulkan, bagaimanapun, China adalah China, sang juara bertahan.

Meski membawa beberapa pemain muda, China acapkali tampil penuh totalitas di turnamen beregu. Apalagi, mereka tentu bersemangat mengawinkan gelar usai tim putri mereka jadi juara Piala Uber usai menang 3-1 atas Jepang di final tadi malam.

Ini yang harus diwaspadai oleh Indonesia.

Tapi, selama Ginting, Minnions, Jonatan, dan Fajar/Rian bermain oke seperti saat melawan Denmark, Indonesia bisa juara.

Bahkan mungkin, Indonesia bisa juara dengan nyaman tanpa harus memainkan pertandingan keempat atau kelima. Semoga saja begitu. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun