Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kingsley Coman, Cerita Mantan, dan Setiap Orang Ada Masanya

24 Agustus 2020   15:36 Diperbarui: 26 Agustus 2020   07:04 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kingsley Coman (mengangkat piala) menjadi penentu kemenangan Bayern Munchen 1-0 atas PSG di final Liga Champions, Senin (24/8) dini hari tadi. Coman menjadi pemain pertama yang mencetak gol ke gawang mantan klubnya di final Liga Champions/Foto: eurosport.com

Ya, Coman (24 tahun) memang dibesarkan oleh PSG. Tahun 2004 silam, ketika usianya 8 tahun, pemain kelahiran Paris ini bergabung dengan akademi PSG. Bakatnya digembleng di sana.

Setelah sembilan tahun, Coman yang tampil bagus di tim B, dipromosikan ke tim senior PSG. Dia tampil melawan Sochaux pada 17 Februari 2013. Coman jadi pemain termuda PSG yang tampil di liga ketika usianya baru 16 tahun delapan bulan dan empat hari.

Namun, harapan sebagai pemain muda yang mendapat kesempatan bermain walau di 10 menit akhir, rupanya tak kesampaian. Di musim 2013/14 itu, Coman hanya dimainkan tiga kali. Sadar tak punya ruang untuk tampil, Coman lantas menerima pinangan klub Italia, Juventus.

"I was considering a youngster coming out of the academy and I felt that whatever I did it was not possible to win my place in the group. I do not regret my choice ...For me, I was right to leave". Begitu komentar Coman pada 2015 silam perihal pilihannya meninggalkan PSG.

Di Juventus, di usianya yang baru 18 tahun, Coman mendapatkan kesempatan lumayan. Setidaknya, di musim 2014/15, dia bermain 20 kali, 14 diantaranya di Liga Italia yang berujung gelar untuk Juve.

Merujuk musim pertamanya itu, masa depan Coman di Italia sepertinya cerah. Namun, seperti cuaca yang mudah berubah, begitupula cerita Coman di Juventus.

Di musim 2015/16, kedatangan pemain Argentina, Paulo Dybala menjadi jalan keluar bagi Coman. Dia dipinjamkan ke Bayern Munchen dengan durasi dua tahun dengan opsi pembelian bila masa pinjaman berakhir.

Sejak musim 2015/16 itulah, Coman mengawali ceritanya bersama Bayern. Selama itu, meski Bayern berganti pelatih dari Pep Guardiola, Carlo Ancelotti, Jupp Heynckes, Niko Kovac, hingga Hansi Flick, Coman mendapatkan menit bermain lumayan.

Coman memang punya potensi besar. Di tahun 2015, Majalah Olahraga Spanyol, Don Balon memasukkan namanya dalam 101 pemain muda terbaik di dunia. Lalu, di Piala Eropa 2016, di usia 20 tahun, dia masuk nominasi pemain muda terbaik.

Coman 'lulus' ujian mental di masa muda

Apa rahasia sukses Coman bisa sukses di negeri orang dalam usia sangat muda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun