Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sarri Dipecat, Potret "Vivere Pericoloso" Pelatih Masa Kini

8 Agustus 2020   23:07 Diperbarui: 8 Agustus 2020   23:44 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maurizio Sarri dipecat Juventus setelah Si Nyonya Tua gagal lolos ke perempat final Liga Champions. Padahal, pekan lalu dia membawa Juve jadi juara Liga Italia/Foto: Goal.com.

Bagi manajemen Juve, gelar Scudetto yang diraih Sarri belum cukup. Sebab, direksi ingin Juve juara Eropa. Apalagi, Sarri sebelumnya juga gagal meraih Piala Super Italia dan Coppa Italia setelah Juve kalah dari Lazio dan Napoli.

Namun, pemecatan Sarri yang mendadak ini memang mengagetkan. Meski, bila bicara pelatih dalam konteks lebih luas, tidak terlalu mengagetkan. Sebab, kabar pemecatan pelatih seperti ini bukanlah hal baru di di sepak bola masa kini. Sebelumnya, sudah banyak kabar seperti ini.

Korbannya juga nama-nama top yang tidak asing di telinga kita. Malah, ada yang sebelumnya sukses meraih trofi. Membawa klubnya juara. Tapi toh dipecat juga oleh klubnya.

Jangankan seorang Sarri yang baru sekali juara Serie A, di musim lalu, Massimiliano Allegri yang sudah lima kali membawa Juve juara Serie A beruntun pun tak berumur panjang karena dinilai gagal di Liga Champions.

Pelatih masa kini bekerja dalam situasi bahaya

Menyoal pemecatan Sarri ini, saya jadi teringat dengan ungkapan Italia berbunyi "vivere pericoloso". Merujuk pada makna aslinya, vivere bermakna hidup. Dan, pericoloso artinya berbahaya. Jadi, maknanya kurang lebih "hidup yang berbahaya".

Dua kata itu pernah populer ketika menjadi judul dalam pidato kenegaraan terkenal Bung Karno, yakni "Tahun Vivere Pericoloso" yang disampaikan pada peringatan HUT ke-19 Republik Indonesia, 17 Agustus 1964.

Presiden keempat RI, almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, juga pernah menyinggung makna vivere pericoloso itu. Dalam bahasa kiasan, Gus Dur menyebut vivere pericoloso adalah orang-orang yang bekerja di dekat tungku perapian besar.

Bahwa, mereka akan selalu berada dalam situasi berbahaya. Sekali saja mereka lengah, nasib mereka akan tamat.

Nah, situasi vivere pericoloso itulah yang kini dirasakan pelatih-pelatih klub sepak bola di kompetisi elit Eropa. Para pelatih itu, setiap saat bekerja dalam kondisi bahaya.

Bekerja dalam bahaya bukan dimaknai karena terancam jiwa mereka. Tetapi, terancam pekerjaannya. Sebab, ancaman pemecatan bisa datang sewaktu-waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun