Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid Juara Tanpa Ronaldo dan Akhir Tragis Barcelona

17 Juli 2020   07:53 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:02 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang terjadi kemudian, Real Madrid tampil konsisten. Mereka melaju kencang. Gas pol. Sebelum laga melawan Villareal dini hari tadi, Real bisa melewati sembilan (9) pertandingan dengan kemenangan. Rinciannya, lima laga kandang dan empat pertandingan away.

Sebaliknya, dalam sembilan laga tersebut, laju Barcelona justru melambat. Barcelona meraih tiga kali hasil imbang. Dua di laga away (melawan Sevilla dan Celta Vigo) dan sekali di kandang (melawan Atletico Madrid).

Imbasnya, hingga pekan ke-36 pada pekan lalu, Real Madrid (83 poin) sudah unggul empat poin dari Barcelona. Bila begitu, Real hanya butuh satu kemenangan lagi. Dan cerita itulah yang terjadi pagi tadi ketika mereka mengalahkan Villarreal.  

Ya, Real Madrid terbukti lebih konsisten dibanding Barcelona dalam perburuan gelar Liga Spanyol musim ini. Real yang awalnya tertinggal dua poin, dalam 10 pertandingan kemudian, berbalik unggul 7 poin dari Barcelona.

Faktor Zidane dan juara tanpa Ronaldo

Dan, tentu saja, keberhasilan Real Madrid juara Liga Spanyol, tidak lepas dari kehebatan sang pelatih, Zinedine Zidane dalam 'meracik' strategi. Zidane berhasil memenuhi janjinya.

Ketika kembali ditunjuk melatih Real Madrid pada 12 Maret 2019 silam--usai sebelumnya mundur dari klub pada Juni 2018--Zidane memang menargetkan gelar juara Liga Spanyol sebagai prioritas.


Dia mungkin penasaran. Sebab, di masa periode pertamanya melatih Real (2016/2018), dia bisa juara Liga Champions tiga kali beruntun dari tahun 2016, 2017, dan 2018. Namun, Zidane hanya bisa meraih gelar Liga Spanyol sekali di musim 2016/17. Yang terjadi, Zidane kini menepati janjinya.

Dalam wawancara dengan Marca seusai kemenangan atas Villarreal, Zidane bahkan menyebut gelar liga ini membuatnya lebih bahagia ketimbang trofi Liga Champions.  

Bagi orang yang hanya bisa memimpikan memenangi trofi Liga Champions, ucapan Zidane itu mungkin terdengar lucu. Konyol. Namun, bagi pria yang sudah memenangi Liga Champions sebagai pemain dan pelatih, ucapan Zidane itu bukan omong kosong.

"The Champions League is the Champions League, but this league title makes me happier because LaLiga is amazing," ujar Zinedine Zidane dikutip dari https://www.marca.com/en/football/real-madrid/2020/07/16/5f10c9b8268e3e73318b461a.html.

Wajar bila Zidane menganggap gelar ini sangat berarti bagi dirinya dan klub. Sebab, Real Madrid bisa juara liga ketika mereka tidak lagi diperkuat sang "mantan terindah", Cristiano Ronaldo yang kini berseragam Juventus. Sementara Barcelona masih diperkuat Lionel Messi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun