Di Spanyol, El Clasico sangat politis dengan Real mewakili nasionalisme Spanyol dan sentralisme ibukota. Sementara Barcelona memposisikan sebagai perwakilan dari nasionalisme Catalan dan kepercayaan progresif. El Clasico telah menjadi 'kendaraan' bagi perbedaan politik untuk dimainkan di lapangan olahraga.
Di Argentina, persaingan berpusat di ibu kota Buenos Aires. Ini lebih didasarkan pada kedekatan dan perbedaan sosial. Para pendukung Boca Juniors secara tradisional dipandang sebagai kelas pekerja. Sementara mereka yang berasal dari River Plate, dianggap kelas atas.
Lalu, duel Celtic dan Rangers di Skotlandia, dibagi berdasarkan garis agama dan sektarian, serta kedekatan geografis di Glasgow. Sementara rivalitas AC Milan dan Inter, atau Liverpool dan Manchester United dipicu adu sukses di lapangan baik di panggung domestik maupun internasional.
Nah, khusus untuk Der Klassiker antara Bayern dan Dortmund, Mason menyebutnya sebagai fenomena yang jauh lebih baru.
Secara raihan gelar, Dortmund sejatinya tidak ada apa-apanya dengan Bayern. Lha wong sejak era Bundesliga dimulai musim 1963/64, Bayern mendominasi dengan memenangi 28 gelar. Dortmund baru lima kali juara.
Di era 70-an, Dortmund bahkan sempat menghabiskan empat tahun berturut-turut di Divisi 2. Sementara Bayern juara Liga Champions tiga tahun berturut-turut (1974, 1975, 1976).
Di mata banyak orang, era 70-an itu justru ada 'Klassiker asli' Jerman antara Bayern dan Borussia Mnchengladbach. Kala itu, mereka mendominasi Bundesliga selama sembilan musim.
Di sisi lain, rivalitas Bayern dan Dortmund hingga akhir 70-an, berjalan tak seimbang. Dari 21 pertemuan liga, Bayern memenangkan 11 dan Dortmund menang enam kali. Bahkan, Bayern pernah mencatat kemenangan Bundesliga terbesar mereka saat mengalahkan Dortmund 11-1.
Di era 80-an, rivalitas mereka lebih berimbang. Keduanya lebih sering bermain imbang. Dortmund mencatat 4 kemenangan. Â Bayern 7 kali dari 20 pertemuan Bundesliga.
Era 90-an, Dortmund mulai "bicara"
Namun di tahun 90-an, segalanya berubah. Dortmund menanjak seiring kehadiran pria bernama Ottmar Hitzfeld. Di musim pertamanya, 1991/92, Dortmund dua kali mengalahkan Bayern dengan skor 3-0. Home and away. Sayangnya, mereka hanya jadi runner-up usai kalah jumlah gol dari Stuttgart yang jadi juara.