Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Ketika Para "Goliath Bulu Tangkis" Bertumbangan di Malaysia Masters, Termasuk dari Indonesia

9 Januari 2020   22:56 Diperbarui: 9 Januari 2020   23:02 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anders Antonsen dan Chou Tien-chen, dua "Goliath" di sektor tunggal putra yang tersingkir cepat di Malaysia Masters 2020. Meski jadi unggulan 2-3, keduanya takluk dari "David" alias pemain non unggulan/Foto: BWFbadminton.com

Ada banyak hal yang membuat kita--terutama saya---jatuh cinta pada bulu tangkis. Salah satunya adalah 'misteri' siapa yang akan menang di akhir pertandingan. Dalam terminologi yang lebih akrab dengan telinga kita, kita terbiasa menyebutnya dengan hasil kejutan.

Ya, ada banyak kejutan di bulu tangkis yang tidak selalu bisa dijelaskan, sekalipun oleh mantan pemain top yang kini berubah peran sebagai pengamat dan pengulas pertandingan olahraga tangkis bulu ini.

Tidak hanya kejutan berupa hasil di lapangan. Tapi juga kejutan kemunculan pemain bintang. Siapa yang menduga, An Se-young, bocah Korea yang baru berusia 17 tahun, tahun lalu bisa melesat masuk peringkat 10 besar dunia. Padahal, hingga pertengahan tahun, dia "bukan siapa-siapa".  

Kejutan inilah yang telah menyelamatkan bulu tangkis dari kemungkinan menjadi tontonan olahraga yang membosankan. Sebab, alangkah membosankannya bila bulu tangkis sampai kehilangan potensi kejutan itu.

Untuk apa berdiam menonton bulu tangkis bila tidak ada lagi ketegangan menyaksikan kala shuttlecok berpindah cepat dari bidang lapangan ke bidang lapangan sebelahnya. Buat apa menonton bulu tangkis bila pemain top selalu menjadi pemenang seperti perkiraan kebanyakan orang.

Toh, kenyataannya tidak seperti itu. Memang, di setiap sektor, bulu tangkis kini dijejali para 'Goliath'. Yakni pemain-pemain top yang selalu jadi unggulan di tiap turnamen BWF. Toh, para Goliath itu tidak selalu menang. Mereka yang menjadi "David", tanpa diduga bisa menang. Sebab, para "David" yang kini mungkin tidak dianggap itu, sejatinya tengah menapaki jalan menjadi Goliath.


Pemain unggulan, juara bertahan, juara dunia, bertumbangan di babak awal

Cerita ala David mengalahkan Goliath itulah yang tersaji di panggung Malaysia Masters 2020 yang pekan ini berlangsung di Kuala Lumpur.

Tak disangka, para pemain unggulan bertumbangan sejak putaran pertama hingga putaran kedua, Kamis (9/1). Ada banyak "goliath" dari semua sektor (tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran) yang tidak 'berumur panjang' di turnamen ini. Dua diantaranya merupakan juara bertahan.

Di sektor tunggal putra, unggulan dua, Chou Tien-chen, terhenti di putaran II setelah takluk dari pemain non unggulan asal Hong Kong, NG ka Long, CTC kalah 21-23, 17-21.

Padahal, andai CTC bisa menang, dia akan bertemu pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie di perempat final dan akan terjadi ulangan final tunggal putra Asian Games 2018.

Sebelumnya,di putaran pertama, Rabu (8/1), unggulan 3 asal Denmark, Anders Antonsen (22 tahun) juga langsung tumbang usai dikalahkan "David". Runner-up BWF World Championship (Kejuaraan Dunia) 2019 ini takluk dari pemain tuan rumah, Lee Zii Jia (21 tahun) lewat rubber game.

Sementara di tunggal putri, juara bertahan asal Thailand, Ratchanok Intanon, gagal mempertahankan gelarnya. Di luar dugaan, Kamis (9/1) sore tadi, Intanon (24 tahun) yang pernah menjadi juara dunia 2013, kalah dari pemain 19 tahun asal Tiongkok, Wang Zhiyi, 21-19, 11-21, 20-22.

Kemarin, Intanon memupus harapan pebulutangkis putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung untuk melangkah jauh di Malaysia Masters 2020.

Sebelumnya, di putaran pertama, unggulan 4 asal Jepang, Akane Yamaguchi juga langsung tersingkir. Tetapi memang, Yamaguchi kalah dari pemain top peraih medali Olimpiade 2016 asal Spanyol, Carolina Marin yang kini mencoba memperbaiki rangking BWF nya setelah di sepanjang tahun 2019 lalu absen di banyak turnamen karena cedera.

Kejutan juga terjadi di sektor ganda putra. Unggulan 4 asal Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang sepanjang tahun 2019 meraih satu gelar dan lima kali runner-up, gagal mengawali tahun 2020 dengan manis. Kamura/Sonoda kalah dari pasangan senior asal Korea, Kim Gi-jung/Lee Yongdae lewat straight game, 15-21, 17-21.

Sementara unggulan 8 asal Tiongkok, Han Chengkai/Zhou Haodong juga gagal melanjutkan langkah mereka. Han/Zhou kalah dari ganda Malaysia yang akhir tahun lalu terdegradasi dari Pelatnas Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi, 13-21, 18-21. Bahkan, Ong/Teo jadi satu-satunya ganda putra Malaysia yang lolos ke perempat final.

Kejutan besar terjadi di ganda putri ketika unggulan 1-2 terhenti di putaran kedua, Kamis (9/1) sore tadi. Kejutan seperti ini sangat jarang terjadi di ganda putri yang memang didominasi pasangan-pasangan itu saja.  

Siapa menyangka, pasangan Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan yang menjadi unggulan 1 dan kini menempati rangking 1 dunia, malah kalah dari ganda putri muda Jepang, Nami Matsuyama (21 tahun) dan Chiharu Shida (22 tahun). Pasangan juara dunia 2017 ini takluk dua set langsung, 15-21, 12-21.

Menariknya, beberapa jam kemudian, Tiongkok ternyata berhasil membalas perlakuan ganda putri Jepang itu. Pasangan muda, Li Wenmei (20 tahun) dan Zheng Yu (23 tahun) gantian mengalahkan ganda top Jepang, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota yang merupakan juara bertahan dan menjadi unggulan 2.

Kalah 18-21 di game pertama, Li/Zheng ternyata bangkit di game berikutnya dengan menang adu setting point 24-22. Mereka lalu memenangi game penentuan atas Sayaka/Yuki yang tahun 2019 lalu memenangi empat gelar dan runner-up Kejuaraan Dunia 2019 dengan skor 21-17.

Sementara di ganda campuran, pasangan terbaik Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai yang menempati unggulan 4, juga terhenti di putaran II. Decha dan Popor yang merupakan runner up Kejuaraan Dunia 2019 dan meraih tiga gelar di tahun lalu, dikalahkan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Wakana Nagahara 17-21, 23-21.

Beberapa pemain top Indonesia juga langsung tersingkir
Turnamen Malaysia Masters 2020 juga kurang ramah bagi pemain-pemain andalan Indonesia. Beberapa pemain Indonesia yang berstatus "Goliath" juga dikalahkan "David" di babak awal turnamen BWF World Tour level Super 500 ini.

Hasil paling tidak terduga terjadi di sektor ganda campuran. Di luar dugaan, pasangan ganda campuran andalan Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, takluk dari ganda tak terkenal tuan rumah, Man Wei Chong/Tan Pearly Koong Le di putaran pertama, Rabu (8/1).

Dikutip dari BWF Badminton, Praveen/Melati yang menjadi unggulan 5, kalah straight game dari pasangan non unggulan tersebut dengan skor 18-21, 13-21 hanya dalam waktu tidak sampai 30 menit.
 
Padahal, secara rangking BWF, keduanya terpaut sangat jauh. Di ganda campuran, Praveen/Melati kini berada di rangking 5 dunia. Sementara lawannya ada di rangking 89 dunia.

Pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari juga langsung out di putaran pertama. Pasangan juara dunia junior 2018 yang kini menempati rangking 21 BWF ini kalah dari ganda Taiwan, Lee Yang/yang Ching-tun (rangking 40) lewat rubber game 18-21, 21-16, 18-21.

Hasil mengecewakan juga terjadi di sektor tunggal putra. Andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting langsung tersingkir di putaran pertama. Ginting yang menjadi unggulan 8, kalah dari pemain Tiongkok, Huang Yu Xiang 16-21, 20-22.

Kekalahan ini seolah menjadi ulangan dari penampilan Ginting yang 'lambat panas" di beberapa turnamen di tahun 2019 lalu. Kalah 16-21 di game pertama, Ginting kembali tertinggal di game kedua. Dia lantas mengejar perolehan poin Huang. Sayangnya, niat menikung lawan ternyata justru dirinya yang kena tikung dan kalah 20-22 di game kedua. 

Sementara di tunggal putri, dua pemain andalan Pelatnas, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, juga tidak mampu melangkah jauh di Malaysia Masters 2020. Memang, keduanya belum termasuk dalam "Goliath". Namun, di Indonesia, bagaimanapun, keduanya merupakan pemain utama tunggal putri Pelatnas.

Keduanya langsun out di putaran pertama. Fitriani dikalahkan pemain Tiongkok, Cai Yan Yan, 10-21, 12-21. Sedangkan Gregoria Mariska lagi-lagi kalah dari Ratchanok Intanon di putaran pertama. Ini kekalahan ketujuh Gregoria dari tujuh pertemuan melawan Intanon. Artinya, dia tidak pernah bisa mengalahkan Intanon.

Dikutip dari Badminton Indonesia, Gregoria mengaku masih kurang konsisten dalam bermain. Padahal, dia mengaku sudah paham pola permainan Intanon.

"Lumayan penasaran (mengalahkan Intanon). Dari saya sendiri juga masih kurang konsisten, sudah susah-susah mengejar, tapi tidak bisa stabil di finishing-nya," ujar Gregoria dikutip dari Badminton Indonesia.

Terlepas dari kabar buruk tersingkirnya beberapa pemain top itu, masih ada kabar bagus dari Malaysia Masters 2020. Indonesia masih punya 6 wakil yang lolos ke babak perempat final.

Enam pemain itu yakni tunggal putra, Jonatan Christie, ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu dan ganda campuran Hafiz Faisal/Gloria Widjaja. Serta, tiga pasangan ganda putra.

Ada pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Serta pasangan Marcus Kevin/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/M.Rian Ardianto. Bahkan, jadwal perempat final mempertemukan Marcus/Kevin dan Fajar/Rian. Salah satu dari mereka akan tersingkir. Namun, siapapun yang akan menang, Indonesia dipastikan memiliki wakil di semifinal ganda putra.

Yang jelas, kejutan yang dibuat para "David" di Malaysia Masters 2020, sangat mungkin akan terus berlanjut di babak perempat final yang dimainkan Jumat (10/1) besok. Artinya, jumlah "Goliath" yang tumbang, juga akan bertambah. Dan semoga itu bukan pemain dari Indonesia. Salam bulu tangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun