Menuding Liverpool sering diuntungkan VAR, padahal kenyataannya?
Ada lagi contoh mentalitas "susah ketika melihat orang lain senang" yang berkaitan dengan penampilan Liverpool. Mereka yang tidak suka dengan fakta Liverpool memimpin klasemen Liga Inggris, lantas mendengungkan opini bahwa Liverpool dibantu wasit dan diuntungkan VAR (Video Assistant Referee). Malah ada yang memelesetkan Liverpool sebagai "LiVARpool".
Seusai menang melawan Leicester, kiper mereka, Kasper Schmeichel menuding Liverpool diuntungkan wasit karena mendapat penalti yang menjadi gol kedua. Namun, tudingan Kasper itu malah seperti pelamar kerja yang gagal mendapatkan pekerjaan karena memang hasil tesnya tidak memenuhi syarat, lantas menuding orang lain yang lolos karena dibantu orang dalam.
Pasanya, data statistik Soccerway menunjukkan, di pertandingan itu, Leicester sama sekali tidak mampu menghasilkan shoot on goal. Sepanjang laga, mereka hanya melakukan empat kali tendangan ke gawang. Itupun tidak ada yang tepat mengarah ke gawang. Lha, bagaimana mau menang bila shoots on goal saja tidak mampu.
Perihal penggunaan VAR, harus diakui, Liverpool memang beberapa kali diuntungkan. Seperti ketika Si Merah mengalahkan Manchester City 3-1 pada 10 November lalu. Kala itu, pemain-pemain City memprotes handball pemain Liverpool yang tidak berbuah penalti.
Lantas, di laga terakhir melawan Wolverhampton (29/12) pada kahir pekan kemarin, kemenangan Liverpool 1-0 juga disorot. Maklum, satu gol Wolverhampton dianulir. Gol itu dinyatakan batal. Lebih tepatnya dibatalkan setelah wasit melihat ulang kejadiannya lewat VAR dan menyimpulkan bila pemberi assist gol itu ternyata lebih dulu offside.Â
Itu sama saja seperti ketika ada kepala daerah yang melakukan kunjungan ke luar negeri lantas dituding menghabiskan uang rakyat. Padahal, dia berangkat atas undangan pihak pengundang. Pun, selama di luar negeri, dia memang bekerja. Bukan sekadar plesir.
Toh, dalam hal penggunaan VAR ini, sejatinya bukan hanya Liverpool yang diuntungkan. Tim-tim Liga Inggris lainnya juga mendapatkan keuntungan. Dikutip dari taklsport.com dalam artikel berjudul "Are Liverpool really that lucky? How many VAR decision have gone for every Premier League club?".
Termasuk sang juara bertahan, Manchester City. Ketika City mengalahkan Sheffield United 2-0 Minggu (29/12) kemarin, satu gol Sheffield di menit ke-28, juga dianulir karena VAR. Padahal, kala itu, Sheffield bisa unggul karena City baru bisa mencetak gol di babak kedua.
Pun, ketika City kena come back saat kalah dari Wolverhampton 3-2, gol pertama City dari penalti, sejatinya gagal. Penalti Raheem Sterling bisa diblok kiper Rui Patricio. Namun, karena VAR, penalti diulang. Lagi-lagi sepakan Sterling diblok Patricio tapi bola muntah dan langsung disambar Sterling menjadi gol.
Menurut Talksport, tim Premier League yang paling sering merasakan "kebaikan" dari penggunaan VAR adalah Brighton & Hove Albion sebanyak 7 kali.Â