Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selamat "Berhari Raya" Kompasianival, Jangan Berhenti Menulis

22 November 2019   13:37 Diperbarui: 22 November 2019   13:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat berkompasinival, selamat berkumpul bersama warga Kompasiana se-Indonesia, jangan berhenti menulis/Foto: Kompasiana.com

Selamat menyambut Kompasianival edisi 2019.

Ada yang bilang, Kompasianival itu "hari raya" nya para Kompasianer (sebutan untuk siapa saja yang menulis di Kompasiana). Bila memahami seluk beluk Kompasianival, penyebutan hari raya itu kiranya tidak berlebihan.

Kita tahu, Kompasianival hanya digelar setahun sekali. Sama  seperti hari raya yang hadirnya juga hanya sekali dalam setahun. Dan, seperti hari raya yang membuat banyak orang antusias menyambutnya, Kompasianival pun begitu.

Bila demi menyambut hari raya, banyak orang yang menata dan merenovasi rumah sehingga tampak baru, membeli kue-kue kering untuk disajikan kepada tamu yang akan datang ke rumah. Hingga, jauh-jauh hari mengatur rencana mudik ataupun unjung-unjung ke rumah kerabat dan kawan.

Pendek kata, ada 'getaran hebat' yang muncul dalam diri sehingga membuat kita antusias menyambut hari raya. Kita menganggapnya bukan hari biasa sehingga menyambutnya juga tidak sekadarnya.

Bukankah Kompasianival juga begitu?


Kita yang bermukim di rumah ini (baca Kompasiana) juga antusias menyambut ajang kopi darat blogger dan netizen terbesar di Indonesia, yang konon merupakan gabungan kata dari Kompasiana dan Festival ini.

Faktanya, sebulan (atau bahkan lebih) jelang bergulirnya Kompasianival, kita sudah diajak bersiap-siap. Oleh panitia yang luar biasa gercep (gerak cepat) dalam menyiapkan acara ini, kita diajak untuk ikut memeriahkan. Kita juga diundang untuk datang.

Mulai dari pendaftaran peserta. Juga pendaftaran relawan. Dan yang paling menarik, kita diajak untuk ikut menominasikan kawan Kompasianer untuk masuk dalam nominasi peraih penghargaan Kompasiana Award 2019. Bahkan, kita juga bisa memberikan suara kepada warga Kompasiana yang masuk dalam nominasi peraih Kompasiana Award 2019 untuk empat kategori.

Ya, Kompasiana Awards 2019 merupakan ajang penghargaan khusus bagi Kompasianer dengan blog paling berkuantitas dan paling berkualitas sepanjang tahun 2019. Ada empat kategori nominasi. Yakni kategori "best in citizen journalism", "best in opinion", "best fiction", dan "best in specific interest".

Nah, apakah sampean (Anda) sudah ikut memberikan suara untuk ke-20 nominator peraih Kompasiana Award 209 di empat kategori tersebut? Saya sudah dong. Saya sudah menetapkan hati untuk memilih 'jagoan' yang menurut saya memang layak meraih Kompasiana Award 2019 di kategori di mana mereka dinominasikan.

Ah iya, meneruskan informasi yang sudah lama dipajang kawan-kawan panitia di rumah ini, bahwa untuk tahun ini, Kompasianival akan diselenggarakan di One Belpark Mall di kawasan Jakarta Selatan pada Sabtu (23/11/2019) besok.

Kompasianival 2019 yang mengusung tema "Reunite", menghadirkan para pembicara "papan atas". Diantaranya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama, dua menteri di periode pertama kepemimpinan Joko Widodo, Hanif Dhakiri dan Ignasius Jonan.

Juga nama-nama keren lainnya yang siap memberikan pencerahan seperti Tsamara Amany, Dita Soedarjo, Ivan Lanin, Rahayu Saraswati, Esha Mahendra, Cipluk Carlita, Reiza Maspaitella, dan Burat Pangeran.

Para pembicara hebat itu akan tampil menyampaikan berbagai perspektif tema. Diantaranya bagaimana membangun personal branding, hingga transformasi digital dalam dunia media dan industri kreatif. Keren kan?

Berkompasiana, tapi jangan berhenti menulis

Pertanyaanya, apa kaitan antara Kompasianival dengan berhenti menulis seperti yang saya tulis dalam judul tulisan ini? Apa iya karena momentum hari raya, lantas membuat kita serasa merasakan kepuasan sehingga berhenti menulis di rumah ini?

Menjawab pertanyaan ini, saya tertarik dengan tulisan status senior Kompasianer, Mas Yos Mo di akun media sosialnya. Mas Yos Mo menulis begini (mohon izin saya kutip ya mas):

Pertanyaan serius,

Kenapa ada kecenderungan sebagian besar pemenang ataupun nominee Kompasiana Award di suatu periode, kemudian menurun semangat aktivitas menulisnya di Kompasiana pada tahun berikutnya.

Malahan, ada yang blak-blakan unjuk rasa tidak mau lagi menulis di K. Sudah banyak contoh kasus.  

Tulisan mas Yos Mo itu menurut saya sangat menarik. Dengan wawasan luas dan luasnya jaringan pertemanan di rumah ini, tulisan tersebut menurut saya valid. Benar adanya.

Meski, bagi saya, itu membuat saya lantas berpikir cukup lama. Berpikir, siapa saja para pemenang dan nominee Kompasiana Award di suatu periode yang kini tidak lagi aktif di berbagi tulisan di rumah ini.

Jujur, meski termasuk "Kompasianer tua" merujuk waktu bergabung, saya tidak tahu semua nama pemenang dan nominee Kompasiana Award dari tahun ke tahun. Meski, saya tahu beberapa nama pemenangnya.

Dan, sepengetahuan saya, beberapa pemenang Kompasianival di edisi beberapa tahun belakangan, hingga edisi tahun lalu, hingga kini masih aktif menulis. Diantaranya pak Tjiptadinata Effendy yang tidak diragukan lagi semangat dan konsistensinya menulisnya. Lalu, Mas Susy Heryawan dan Mas Yon Bayu yang sama-sama pernah meraih penghargan "Best Opinion", hingga kini masih rajin menulis.

Kemudian mbak Ya Yat yang pernah terpilih sebagai Kompasianer of The Year, hingga kini masih setia menulis. Utamanya mengabarkan perkembangan terbaru dari lintasan MotoGP. Begitu juga mbak Liliek Fatimah Az-zahrah yang pernah menyabet penghargaan "best fiction". Hingga kini masih aktif berbagi puisi dan cerpen.

Termasuk beberapa nama yang tahun lalu masuk nominee maupun meraih penghargaan, hingga kini masih rajin menghasilkan tulisan di Kompasiana. Diantaranya mas Giri Lumakto yang tahun lalu meraih penghargaan Kompasianer of The Year 2018. Juga ada mas Yonathan Christianto yang tahun lalu menjadi nominee Best Specific Interest. Tahun ini, penulis film yang tulisanya selalu keren ini kembali masuk nominasi di kategori yang sama.

Pendek kata, masih ada beberapa nama Kompasianer yang pernah 'naik panggung juara' di Kompasianival, tetapi tetap produktif menghasilkan tulisan. Meski memang, ada beberapa nama yang kini jarang hadir.
 
Dan memang, sepanjang saya hampir sembilan tahun mendiami rumah ini, sepengetahuan saya, ada beberapa nama yang dulunya pernah sangat aktif menulis tetapi kini sangat jarang muncul. Boleh jadi karena mereka memang disibukkan dengan urusan pekerjaan sehingga sulit mengatur waktu untuk menghasilkan tulisan.

Artinya, tidak mudah untuk menjaga keistiqomahan menulis di Kompasiana. Terkadang ada saja kendalanya. Bukan hanya karena kesibukan kerja sehingga sulit menemukan waktu untuk menulis. Bisa juga karena sudah kehilangan mood menulis. Ataupun sudah menemukan 'rumah baru' untuk menulis.

Saya pun ketika di Kompasianival 2018 tahun lalu kebetulan masuk nominasi kategori Best Specific Interest, (meski akhirnya tidak menang), saya mendapatkan 'surat cinta' dari Kompasiana. Selain mendapatkan sertifikat, saya juga mendapat pesan yang intinya dimotivasi agar tetap rajin menulis di rumah ini. Dan setahun berlalu, Alhamdulillah, saya masih senang menulis di rumah ini.

Bagi saya, apapun dinamika yang terjadi di rumah ini, terpenting terus menulis. Karena memang, ketika pertama kali bergabung dengan Kompasiana, tujuan saya bukanlah untuk meraih penghargaan. Dulu, saya hanya ingin menulis 'jeda' di sela pekerjaan menulis. Meminjam kalimatnya Prof Pebrianov: "Kompasiana itu tempatnya bersuka ria dengan huruf (tulisan)".

Ya, saya menganggap Kompasiana itu menulis untuk 'bersenang-senang'. Meski, makna bersuka ria tersebut bukan berarti menulis sekadarnya. Tetap, standar kualitas tulisan harus dijaga.

Pun, ketika sempat muncul 'polemik' terkait sistem penghitungan K-Rewards yang diikuti pro dan kontra, itu tidak memengaruhi semangat menulis. Karena sejak awal bergabung, saya memang tidak menganggap Kompasiana sebagai "ladang nyari duit". Kalau untuk tujuan itu, 'mainnya' di 'ladang' yang lain. Ladang yang memang untuk menulis bergaji.

Meski, sah-sah saja bila menulis di Kompasiana diniatkan untuk mendapatkan tambahan materi. Karena memang Kompasiana memungkinkan untuk tujuan itu. Terpenting, jangan mudah baper (bawa perasaan) bila menulis di Kompasiana. 

Bila niatnya untuk mendapatkan penghasilan tapi ternyata belum kesampaian, jangan baper lantas berhenti menulis. Ini yang seringkali saya sampaikan ke teman-teman 'pendatang baru' yang awalnya bersemangat mendaftar dan menulis di sini, tetapi sebulan kemudian 'menghilang'.

Karenanya, paling enak sebenrnya diniatkan menulis untuk 'senang-senang'. Bila konsistensi kita dalam menulis selama ini kemudian mendapatkan apresiasi ataupun bonus duit, ya Alhamdulillah. Tapi bila belum, ya jangan kendur semangatnya.

Ah ya, kembali lagi ke Kompasianival. Tulisan singkat Mas Yos Mo di akun media sosialnya itu menurut saya penting. Itu bisa menjadi pengingat bagi kita. Pengingat bahwa Kompasianival bukanlah akhir. Ia bukanlah momentum untuk mengakhiri 'hobi menulis' di Kompasiana.

Toh, seperti esensi hari raya, ia memang datang sekali setahun. Dan, setelah hari rayanya lewat, kita tetap melanjutkan kehidupan sebelum hari raya. Karena saya muslim, ambil contoh Idul Fitri. Sebelum berhari raya, kami berpuasa di bulan Ramadan. Berlatih menumbuhkan kepekaan sosial dan menahan nafsu. Setelah hari raya, karakter baik yang dilatih selama Ramadan, tetap dilanjutkan.

Nah, Kompasianival pun begitu. Tentu saja akan menjadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan bila bisa hadir, bertemu, dan ngobrol dengan kawan-kawan Kompasianer di lokasi acara. Itu boleh jadi kenangan seumur hidup. Tetapi yang juga tidak kalah penting, setelah ia berlalu, terpenting adalah terus menulis.

Ya, selamat "berhari raya" bagi para Kompasianer. Selamat berkompasianival. Jangan berhenti menulis. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun