Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menpora Baru, Mempertahankan Tradisi Lama Meski Kini Tak Berkumis

23 Oktober 2019   22:53 Diperbarui: 24 Oktober 2019   06:09 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Selain SEA Games, tahun depan juga ada Olimpiade 2020. Kemenpora akan berperan penting dalam mendorong atlet-atlet Indonesia untuk bisa berprestasi optimal di pesta olahraga termegah di dunia yang akan digelar di Tokyo, Jepang. Juga ada Pekan Olahraga (PON) 2020 dan bersiap tampil di Asian Games 2022.

Selain dua tantangan besar tersebut, pekerjaan rumah penting lainnya bagi Zainudin adalah membenahi sepak bola nasional. Sebab, presiden Jokowi sudah berpesan langsung kepada Zainudin. Ketika menyebut nama Zainudin Amali sebagai Menpora dalam pengumuman tadi pagi, presiden spontan berujar, "sepak bolanya ya, Pak".

Hal itu menjadi penegas bahwa presiden punya harapan agar sepak bola Indonesia bisa lebih baik ke depannya. Nah, bicara sepak bola, tentunya tidak lepas dari pembinaan usia dini, kompetisinya, juga timnasnya. Ketiganya berkaitan. Bahwa untuk memiliki timnas yang berprestasi, pembinaan usia dini dan kompetisi liganya harus oke.

Pesan Presiden agar Para Menteri Tidak Korupsi
Terlepas dari tantangan-tantangan berat yang dihadapi ke depannya, Menpora Zainudin Amali juga harus bisa mengambil pelajaran dari para pendahulunya. Pelajaran agar tidak tersangkut kasus hukum.

Kita tahu, Imam Nahrawi tidak mampu 'husnul khotimah' dalam melaksanakan tugasnya pada kabinet periode lalu. Di akhir masa jabatannya, Imam Nahrawi yang semasa menjabat Menpora, acapkali mengunggah kedekatan dengan atlet-atlet Indonesia di akun Instagramnya tersebut, tersandung kasus hukum.

Dikutip dari Kompas.com, Imam Nahrawi ditahan terkait kasus suap terkait dana hibah Kemenpora kepada KONI pada Tahun Anggaran 2018. Dia ditahan setelah menjalani pemeriksaan pada 27 September lalu.

Apalagi, setelah mengumumkan nama-nama menterinya, presiden menyampaikan tujuh pesan penting. Pesan ini juga tertuang di akun Instagram pak Jokowi. Pesan pertama yang utama adalah agar para menterinya tidak korupsi dan menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi.

Kedua, tidak ada visi dan misi menteri. Hanya ada visi dan misi presiden dan wakil presiden. Ketiga, semua (menteri) harus bekerja cepat, kerja cerdas, dan produktif. Keempat, jangan terjebak pada rutinitas yang monoton.

Pesan kelima, kerja yang berorientasi pada hasil nyata. Tidak sekadar mengirim pesan, tapi making delivered. Keenam, selalu turun mengecek di lapangan dan temukan solusinya. Dan yang terakhir, ketujuh, adalah semuanya harus serius dalam bekerja.

Pada akhirnya, mari mengucap selamat bekerja kepada para menteri yang telah terpilih masuk Kabinet Indonesia Maju. Mungkin, saat ini, kita belum bisa untuk menyukai semua menteri yang terpilih tersebut. Namun, setidaknya, kita berharap mereka bisa bekerja sesuai amanat dari Presiden Joko Widodo.

Dan sebenarnya, para menteri tersebut hanya perlu membuktikan. Bahwa, mereka memang orang yang tepat dipilih untuk memimpin kementerian yang diamanahkan kepada mereka. Mau bekerja keras, punya kebijakan inovatif, dan tidak korupsi.

Seperti pesan Presiden Joko Widodo, semuanya akan bekerja (membantu presiden) mengejar ikhtiar bersama menuju Indonesia maju. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun