Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Berkat Polesan Pelatih Indonesia, Ganda Putra India Bisa Kalahkan Juara Dunia

5 Agustus 2019   11:27 Diperbarui: 5 Agustus 2019   18:52 11738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganda putra India, Rankireddy/Shetty, juara di Thailand Open dengan mengalahkan juara dunia 2018| Foto: Deccan Herald

Di babak kedua, pasangan yang berumur 18 tahun (Rankireddy) dan 22 tahun (Shetty) ini meraih kemenangan meyakinkan atas ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Finalis Asian Games 2018 ini mereka taklukkan dengan skor 17-21, 19-21.

Ketika itu, warganet sempat mem-bully Fajar/Rian dengan menyebut "kok bisa-bisanya kalah dari ganda putra India". Padahal, Rankireddy/Shetty kala itu memang bermain lebih baik dibanding Fajri sehingga layak menang.

Di perempat final, Rankireddy/Shetty menyingkirkan ganda putra Korea, Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae lewat rubber game. Lantas, tantangan berat ada di semifinal ketika mereka bertemu ganda putra senior Korea, Ko-Sung-hyun/Shin Baek-cheol yang merupakan juara dunia 2014 dan tahun ini juara di Australia Open serta US Open. Toh, mereka mampu mengoptimalkan kelebihan stamina dalam laga tiga game, 22-20, 22-24, 21-9.

Dan di final, Rankireddy/Shetty bertemu Li/Liu yang tentu saja menjadi favorit. Juara dunia 2018 ini ke final usai mengalahkan ganda Jepang, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo 21-13, 22-20 di sebelumnya. Sebelumnya, ganda Jepang inilah yang mengalahkan Marcus/Kevin di perempat final.

Hasilnya, ganda India ini memperlihatkan permainan cerdas. Mereka enggan memainkan bola-bola lob yang tentu saja jadi santapan gurih bagi Li/Liu dengan posturnya yang tinggi bak menara. 

Rankireddy/Shetty lebih memilih permainan drive dan adu net yang seolah men-fotocopy cara bermain Marcus/Kevin. Strategi itu berjalan maksimal karena didukung stamina mereka yang full batere. Pada akhirnya, mereka menang 21-19, 18-21, 21-18.

Dengan keberhasilan ini, Rankireddy/Shetty menjadi ganda putra pertama India yang juara di turnamen BWF World Tour Super 500. Untuk level Super Series, gelar ini mengakhiri "kemarau panjang" ganda putra India yang tak pernah bisa juara sejak tahun 2007 silam.

Berkat polesan pelatih asal Indonesia
Sebenarnya, tidak sekali ini Rankireddy/Shetty juara. Tahun lalu, mereka juara di Hyderabad Open Super 100. Tahun ini, mereka juga bisa juara di Brazil International. Namun, keduanya turnamen "level rendah". Berbeda dengan Thailand Open yang level Super 500 sehingga diikuti pemain-pemain top dunia.

Sebelumnya, mereka hanyalah berbicara di turnamen level Super 100 ataupun BWF International Challenge. Namun, usai sukses di Bangkok kemarin, Rankireddy/Shetty tidak bisa diremehkan. Mereka bisa membuktikan bisa bersaing dengan ganda putra elit dunia.

Apa yang membuat Rankireddy/Shetty bisa "naik kelas"?

Tanpa mengecilkan kemampuan dan semangat Rankireddy/Shetty yang telah berlatih keras, level permainan mereka harus diakui semakin meningkat setelah mendapat polesan pelatih asal Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun