Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Gemerlap Liga Italia Dikoyak Aksi Rasisme

28 Desember 2018   08:30 Diperbarui: 28 Desember 2018   09:03 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Napoli, Kalidou Koulibaly (kiri depan), jadi sasaran ujaran rasis saat melawan Inter Milan/Foto: twitter @kkoulibaly26

"Saya sedih dengan kekalahan ini, terutama harus meninggalkan saudara-saudara saya di lapangan. Tapi, saya bangga dengan warna kulit saya dan asal usul saya sebagai orang Prancis, Senegal dan Neapolitan," ujar Koulibaly.

Koulibaly, membalas rasis dengan cara keren/Foto twitter@kkoulibaly26
Koulibaly, membalas rasis dengan cara keren/Foto twitter@kkoulibaly26
Tindakan rasisme tersebut dikecam banyak pihak. Sedari kemarin, media-media Italia mem-blow up kasus ini dengan menampilkan beberapa komentar pemain, pelatih dan mereka yang berkecimpung di sepak bola.

Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti menyebut apa yang terjadi di San Siro tersebut sama sekali tidak bagus bagi masa depan sepak bola Italia. Dia juga menyoroti pertandingan yang terus berlanjut meski terdengar chant rasis sementara pihaknya sudah tiga kali meminta laga dihentikan.

Karena memang, merujuk pada aturan liga, ketika ada teriakan rasis, pihak panpel pertandingan langsung memberikan pengumuman via pengeras suara di stadion untuk mengabarkan bahwa pertandingan akan dihentikan jika ujaran rasis itu masih berlanjut.

"Dia (Koulibaly) pemain kalem dan profesional tetapi dia menjadi target teriakan monyet di sepanjang pertandingan. Kami sudah tiga kali meminta diambil tindakan, tetapi pertandingan masih berlanjut. Lain kali, kami akan menangani perlakuan seperti ini dengan cara kami," ujar Ancelotti.

Beberapa pemain top seperti kapten tim Inter, Mauro Icardi, pemain Napoli, Dries Mertens dan superstar Juventus, Cristiano Ronaldo juga ikut buka suara. Secara khusus, Ronaldo memberikan dukungan untuk Koulibaly dan menyebut rasisme seharusnya sudah dibuang dari sepak bola. 

Di akun Instagramnya, Ronaldo  memasang fotonya kala bertanding melawan Koulibaly kala Juventus menghadapi Napoli sembari menulis kalimat keren. "In the world and football, we always vorreberro education and respect. No to racism and any offense and discrimination!!!.

Ya, sepak bola itu diisi oleh orang-orang berpendidikan dan memiliki rasa hormat. Karenanya, tidak seharusnya ada rasisme dan segala macam bentuk pelanggaran diskriminasi".

Kubu Inter juga tidak tinggal diam menyikapi kasus ini. Melalui akun twitter resmi klub @Inter_en, kubu Nerrazzuri mengutuk aksi rasis tersebut. Pihak klub menyampaikan kalimat begini:

"Since 1908, Inter has represented integration, innovation and progressiveness. The history of Milan is a welcoming one and together we are fighting to build a future without discrimination. Those who do not understand this history do not stand with us. #BrothersOfTheWorld #FCIM

Pelatih Inter, Luciano Spalletti juga kecewa berat dengan nyanyian rasis suporter. Dalam wawancara dengan Four Four Two, Spalletti menyebut nyanyian rasisme tidak seharusnya terdengar. "Jika 65 ribu orang datang dan menonton pertandingan pada periode Natal, mereka ingin melihat sesuatu yang spesial. Sepakbola seperti itu yang diinginkan orang-orang Italia dan seluruh dunia," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun