Imbas dari perilaku rasis tifosi tersebut, Inter Milan harus menanggung akibatnya. Dikutip dari Football Italia, Inter mendapatkan larangan dari Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dua kali memainkan laga kandang tanpa dukungan tifosi mereka plus tambahan hukuman untuk tribun Curva Nord dikosongkan dari suporter.
Hukuman tersebut mendapatkan dukungan dari Wali Kota Milan, Giuseppe Sala yang notabene pihak pemilik stadion---karena stadion San Siro masih dimiliki pemerintah setempat. "Saya setuju dengan hukuman tersebut tetapi saya tidak merasa kita perlu menghentikan liga," ujarnya.
Liga Italia memang harus segera berbenah. Bila dulu di awal kedatangan Ronaldo ke Juventus, banyak pihak menyebut Liga Italia akan mendapatkan lebih banyak atensi global karena faktor hadirnya CR7, tetapi kini situasinya bisa menjadi berbeda. FIGC harus lebih bekerja keras memerangi aksi rasisme di stadion dan juga menegakkan aturannya.
Bila tidak, Serie A bisa dalam bahaya. Seperti ujaran super agen pemain, Mino Raiola, bila Serie A ingin lebih mengglobal, Liga Italia harus menghilangkan salah satu kanker di sepak bola, yakni rasisme. Bila tidak, Serie A tidak akan punya masa depan. Salam sepak bola.