Mulai Senin (5/11/2018) ini, pebulutangkis-pebulutangkis junior Indonesia akan bertanding di BWF World Junior Championships (WJC) 2018 alias Kejuaraan Dunia Junior 2018 yang berlangsung di Markham Pan Am Venue, Ontario, Kanada.
Indonesia melalui Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengirimkan 23 pebulutangkis yang akan turun di nomor beregu dan perorangan. Merujuk pada jadwal resmi kejuaraan di bwftournamentsoftware, pertandingan beregu campuran akan berlangsung pada 5-10 November. Sementara untuk nomor perorangan berlangsung mulai 12-18 November.
Bagaimana peluang Indonesia di nomor beregu?
Sejak pertama kali digelar pada tahun 2000 silam, nomor beregu WJC atau yang juga dikenal dengan nama Suhandinata Cup, Indonesia belum pernah juara. Selama 17 tahun, Indonesia masih penasaran. Pernah tiga kali tampil di final, di edisi 2013, 2014 dan 2015, tetapi ketiganya berakhir kekalahan. Medali perak itulah prestasi terbaik Indonesia di WJC sejauh ini.
Pun, tahun 2017 lalu, ketika berkesempatan menjadi tuan rumah WJC 2017 yang digelar di Yogyakarta, Indonesia tak mampu meraih gelar. Indonesia berada di peringkat 5.
Nah, tahun ini, PBSI memasang target (minimal) lolos ke semifinal pada nomor beregu BWF World Junior Championships 2018. Syukur-syukur bila ternyata bisa bablas ke final dan juara.
Meski akan sulit karena ada Tiongkok yang juara beruntun di empat edisi terakhir dan sudah 12 kali juara. Juga ada Malaysia yang jadi runner-up di dua edisi terakhir dan pernah juara di tahun 2011.
"Untuk beregu, target yang diharapkan bisa masuk semifinal. Indonesia saat ini jadi unggulan dua. Mudah-mudahan kita bisa sampai sesuai dengan seeded, ke final. Tapi tetap fokus satu per satu dulu," ujar Susy Susanti, manajer tim Indonesia dikutip dari badmintonindonesia.org.
Di nomor beregu, tim beregu Indonesia berada di grup H bersama Inggris, Meksiko, Makau dan Austria. Melihat kualitas calon lawan di grup H yang bukanlah 'tim tradisonal' di bulutangkis , seharusnya tidak sulit bagi Indonesia untuk lolos dari fase grup. Namun, seperti kata Susy, Indonesia harus fokus satu demi satu pertandingan.
"Kalau melihat kekuatan, rasanya Indonesia masih di atas (lawan-lawannya). Kami unggul di ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Tunggal putra juga cukup kuat," ungkap Susy Susanti.
Indonesia terjunkan 23 pemain junior
Indonesia akan mengandalkan pemain-pemain yang selama ini sudah teruji tampil di kejuaraan junior level nasionalmaupun turnamen international challenge junior.
Diantaranya ada Ikhsan Leonardo Rumbay di tunggal putra. Pemain binaan klub Djarum Kudus berusia 18 tahun ini sarat prestasi. Tahun ini, Ikhsan jadi juara Malaysia Junior International Challenge 2018, Juara India Junior International Grand Prix 2018, juga semifinalis Asia Junior Championships 2018.
Di ganda putri, juga ada pasangan Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva yang tahun ini bahkan sudah 'mencicipi' tampil di World Badminton Championship 2018 alais Kejuaraan Dunia level senior.
Pengalaman tampil di kejuaraan internasional tentunya sangat berharga bagi mereka. Dengan jam terbang yang cukup tinggi tersebut, ada harapan mereka bisa 'berbicara banyak' di WJC 2018.
Nah, meski belum pernah juara di nomor beregu, ceritanya berbeda dengan nomor perorangan. Ppemain-pemain Indonesia pernah beberapa kali juara di nomor perorangan.
Di WJC tahun 2017 lalu, Indonesia bahkan berhasil meraih dua gelar lewat tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan pasangan ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Mentari yang di final mengalahkan sesama pemain Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva.
Namun, kalau boleh berharap, tentunya akan keren bila Indonesia bisa meraih prestasi tertinggi di nomor beregu dan juga nomor senior. Semoga kesampaian. Salam bulutangkis