Selain itu, tahun pertama menjadi masa terberat bagi Riski. Ia masih belum menemukan target pasar yang tepat, belum punya strategi branding, dan sempat merasa kehilangan arah. Tapi dengan kekonsistenannya, Ia mampu bertahan dan berjuang keras sampai detik ini.
"Tahun pertama itu berat banget. Belum tahu siapa yang mau beli, belum tahu cara ngenalin produk ke orang. Tapi saya gak mau nyerah. Saya yakin usaha ini bisa jalan kalau saya konsisten," katanya mantap.
Dari satu pelanggan jadi pelanggan tetap adalah salah satu momen yang paling membanggakan oleh Riski, ketika pelanggan mulai datang kembali, bahkan berkali-kali dalam seminggu. Dari sanalah ia tahu bahwa racikan es-nya diterima dengan baik. Ia selalu memperhatikan pola pelanggan, apakah mereka kembali atau tidak, dan tak segan menanyakan secara langsung:
"Saya biasa nanya langsung, kayak 'kemarin kemanisan gak? Enak gak?' Biar tahu dan bisa diperbaiki."
Dari komunikasi antar pelanggan dan penjual inilah loyalitas pelanggan terbentuk, meskipun usaha ini belum pernah ikut festival atau bazar karena keterbatasan tenaga. Riski menjalankan usahanya sendirian, tanpa karyawan, dan stand-nya yang menetap membuatnya tidak fleksibel untuk pindah-pindah tempat.
Ke depannya, Riski bercita-cita ingin punya cabang sebanyak-banyaknya, bahkan suatu hari ingin membuka coffee shop yang bisa menyajikan aneka minuman segar hasil racikan sendiri. Ia percaya bahwa dengan konsistensi dan kerja keras, semua hal itu bisa dicapai.
Ia juga punya pesan khusus bagi siapa pun yang ingin memulai usaha kecil seperti dirinya, "Jangan patah semangat di tahun pertama. Biasanya orang gagal karena fokusnya cuma pengen balik modal cepat. Padahal harusnya fokus dulu ke branding, cari pasar, dan konsisten. Kalau udah bisa lewatin tahun pertama, itu udah lulus ujian," kata Riski penuh semangat.
Usaha Alpukat Kocok Riski adalah bukti bahwa bisnis tidak harus dimulai dengan besar. Yang penting adalah kemauan, konsistensi, dan kemampuan membaca peluang. Dari pinggir jalan di Tamsis, Riski membangun harapannya satu gelas demi satu gelas.
Bagi siapa pun yang lewat Jogja dan ingin mencoba segelas kesegaran khas, mampirlah ke stand Riski. Di balik rasanya yang nikmat, ada cerita tentang tekad, keberanian, dan semangat pantang menyerah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI