Mohon tunggu...
Niya Anshori
Niya Anshori Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar Sekolah Menengah Pertama kota Klaten

Penulis buku Hati SaMara dan karya antologi Pena Kecil yang baru masuk di semester I kelas VII, pengagum sastra dan multigenre===(slow respon)=====mohon koreksinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Toleransi di Sekitarku

3 Mei 2023   21:45 Diperbarui: 3 Mei 2023   22:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Aku dan Ken adalah teman, mungkin lebih dari itu, kami bertemu saat aku ikut ayah pindah di rumahku yang sekarang, Ken teman yang baik, aku senang berteman denganya, dia sangat ceria, sehingga aku ikut ceria jika bersama Ken. Ken tidak pernah menyakiti aku atau perasaanku, dia sahabat yang sempurna. 

sekolahku seru, pertama kali aku pindah di sini, aku kagum, di sini ada banyak yang berbeda. Dulu aku bersekolah di sekolah swasta islam, di sini sangat berbeda, sebenarnya tidak, tapi karena aku baru melihatnya. tidak semua anak di sini beragama islam, tapi bermacam-macam.

ken sendiri, dia menganut kepercayaan pada agama hindu, ada juga temanku, dia bernama Lei, dia beragama konghucu. Aku tidak pernah merasa tidak nyaman, justru ini sangat seru, aku  bisa belajar yang namanya toleransi.

nenek suka bercerita padaku, tentang kampungnya di belanda, nenek sudah lama hidup berdampingan dengan orang-orang non muslim, tetapi nenek merasakan bahwa itu justru sangat menyenangkan. Kata nenek "di sana nenek bisa bertukar cerita tentang negeri-negeri yang belum pernah nenek kunjungi, nenek bertukar cerita sehabis mereka pergi ke tanah suci, memberi oleh-oleh, dan makan bersama"

"itu sudah nenek jalani bertahun-tahun. Kita harus hidup toleransi, kepada orang-orang sekitar, melihat orang yang sedang berjualan keliling di jalanan, jangan di tertawakan atau justru di olok-olok, padahal mereka berusaha sebisa mungkin menghidupi keluarga, itu juga toleransi"

nenek selalu benar, ceritanya menarik, apalagi yang membuatku tidak percaya.

***

"pergi...pergi...jangan gigit aku, Hush! Hush!" aku berlari secepatnya ke atas pohon, melihat Gan-anjing peliharaan Ken sedang mengamuk mengejarku.

"Gan! stop! stop Gan! dia temanku" Ken berusaha menangkap tali leher Gan yang terlepas. aku terus berteriak, meminta Ken segera memegang talinya.

"Dia temanku Gan, sudah ayo pulang" Ken mengelus kepala Gan, membuatnya sedikit menurut, wajah galaknya mereda.

"turun Jev! dia sudah aman" aku yang ketakutan segera menengok ke bawah, melihat Gan sudah terkendali, aku segera turun dari pohon mangga, pelan-pelan mendekati Ken.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun