Aku dan Ken adalah teman, mungkin lebih dari itu, kami bertemu saat aku ikut ayah pindah di rumahku yang sekarang, Ken teman yang baik, aku senang berteman denganya, dia sangat ceria, sehingga aku ikut ceria jika bersama Ken. Ken tidak pernah menyakiti aku atau perasaanku, dia sahabat yang sempurna.
sekolahku seru, pertama kali aku pindah di sini, aku kagum, di sini ada banyak yang berbeda. Dulu aku bersekolah di sekolah swasta islam, di sini sangat berbeda, sebenarnya tidak, tapi karena aku baru melihatnya. tidak semua anak di sini beragama islam, tapi bermacam-macam.
ken sendiri, dia menganut kepercayaan pada agama hindu, ada juga temanku, dia bernama Lei, dia beragama konghucu. Aku tidak pernah merasa tidak nyaman, justru ini sangat seru, aku bisa belajar yang namanya toleransi.
nenek suka bercerita padaku, tentang kampungnya di belanda, nenek sudah lama hidup berdampingan dengan orang-orang non muslim, tetapi nenek merasakan bahwa itu justru sangat menyenangkan. Kata nenek "di sana nenek bisa bertukar cerita tentang negeri-negeri yang belum pernah nenek kunjungi, nenek bertukar cerita sehabis mereka pergi ke tanah suci, memberi oleh-oleh, dan makan bersama"
"itu sudah nenek jalani bertahun-tahun. Kita harus hidup toleransi, kepada orang-orang sekitar, melihat orang yang sedang berjualan keliling di jalanan, jangan di tertawakan atau justru di olok-olok, padahal mereka berusaha sebisa mungkin menghidupi keluarga, itu juga toleransi"
nenek selalu benar, ceritanya menarik, apalagi yang membuatku tidak percaya.
***
"pergi...pergi...jangan gigit aku, Hush! Hush!" aku berlari secepatnya ke atas pohon, melihat Gan-anjing peliharaan Ken sedang mengamuk mengejarku.
"Gan! stop! stop Gan! dia temanku" Ken berusaha menangkap tali leher Gan yang terlepas. aku terus berteriak, meminta Ken segera memegang talinya.
"Dia temanku Gan, sudah ayo pulang" Ken mengelus kepala Gan, membuatnya sedikit menurut, wajah galaknya mereda.
"turun Jev! dia sudah aman" aku yang ketakutan segera menengok ke bawah, melihat Gan sudah terkendali, aku segera turun dari pohon mangga, pelan-pelan mendekati Ken.