Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Keberagaman dari Kartinian Anak TK

24 April 2017   23:44 Diperbarui: 25 April 2017   22:00 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://41inggris2byusnimuhamadnizar.blogspot.co.id/2015/03/keanekaragaman-budaya-sebagai-penyebab.html

“Besok sabtu kamu bisa pulang ke rumah?” Begitu pesan singkat WA dari Istri saya.

“Bisa, Emang ada apa?”. JAwab saya sambil bertanya. Karena saya bekerja diluar kota, istri ingin memastikan bahwa sabtu ini saya berada dirumah. Walaupun biasanya kalau tidak ada tugas khusus di kantor saya pasti pulang.

“Sabtu ini anak perempuanmu mau kartinian.” Jawabnya lagi.

“Terus?” kataku

“Terus, kamu harus pulang nanti dia mau fashion show pake kebaya, dia mau bapaknya liat”. Isi jawabnnya.

“Oke” Jawabku.


-------

Pagi itu tidak seperti hari biasanya putri kecilku, bangun jam setengah 6 pagi (biasanya bangun jam 6:30 ,sekolah masuk jam 7:30)  untuk apa? Untuk berhias dan berdandan demi menjadi Kartini Kecil. Dengan muka masih ngantuk dan rengekan manja akhirnya setelah bersusah payah dibujuk, jam delapan teng kami tiba di halaman sekolah TK. Rupanya halaman TK telah semarak dengan anak – anak dan para orang tua yang mengantar anaknya untuk fashion show menyambut Hari Kartini. Sangat meriah, terlihat senyum anak – anak kecil itu memamerkan pakaian yang merka kenakana. Baik laki – laki dan perempuan memakai diwajibkan pakaian adat dari beragam wilayah di Indonesia., termasuk ibu gurunya.  Sepintas saya lihat hampir seluruhnya daerah ada. Dari adat melayu, jawa, bali, bahkan dari papau. Yang pasti lucu dan menggemaskan. Saat itu saya tidak terlalu memperhatikan siapa yang juara fashion show tersebut, tetapi justru asyik mengawasi tingkah polah anak – anak lucu tersebut.Karena kadang kalau masalah juara dan tidak juara untuk tingkat anak TK, orang tualah yang lebih berambisi untuk melihat anaknya memegang piala daripada anaknya sendiri.

------

Alangkah Indahnya keberagamaan yang ada di bumi Indonesia. Siapa yang tidak akan tersenyum apabila melihat anak perempuan TK dengan wajah polosnya memakai kebaya? Kalau yang saya lihat itu adalah hanya miniaturnya, pastilah sesungguhnya keberagaman itu jauh lebih indah. Sekarang ini disaat keberagaman menjadi salah satu isu yang sangat popular, isu untuk memecah belah bangsa Indonesia. Kita harus mau belajar kepada anak – anak TK ini. Kita kembali harus sadar bahwa Indonesia dibangun diatas keberagaman dari Sabang sampai Merauku. Tidak boleh ada yang merasa lebih unggul atau merasa berhak menjadi pemimpin hanyalah karena suku bangsa atau golongan tertentu.

Melihat anak – anak Tk ini saya hanya bisa berharap dan berdoa, nantinya mereka anak – anak tersebut masih mengingat masa – masa indah ini. Saling menghargai , saling berteman dan saling menghormati walaupun latar belakangnya berbeda – beda. Karena pada saatnya nanti mereka akan menghadapi kehidupan yang nyata disaat segala macam ajaran/paham/doktrin begitu bebasnya menyerang dari berbagai sisi.

Adalah suatu hak yang sangat bijaksana, kalau dari sejak kecil mereka sudah diajarkan hal – hal semacam ini. Ditanamkan rasa bahwa mereka hidup bukan hanya satu golongan saja. Mereka hidup di dunia yang saling beragam, tidak hanya satu warna. Tetapi banyak warna. Kegiatan seperti ini walaupun anak – anak tersebut tidak sepenuhnya mengerti untuk apa. Tetapi kalau kita sebagai orang tua bisa memberikan bimbingan tentunya hal ini bisa ditanamkan kedalam diri mereka. Alam bawah sadar mereka suatu saat akan mengingatkan hal ini apabila dibenturkan pada masalah – masalah terkait kerukunan dan keberagaman.

Disaat ini, saat menghargai perbedaan, menghargai keberagaman adalah sesuatu yang sangat – sangat mahal harganya. Kita mau tidak mau harus kembali melihat apa yang dilakukan anak – anak kecil tadi. Dalam perspektif lebih luas adalah jangan lah kita justru kalah sama mereka, atau janganlah kita malah mengubur mimpi - mimpi indah mereka untuk sekedar hidup rukun satu sama lain ditengah keberagaman negeri kita ini. Mereka saja bisa, mengapa kita tidak bisa?

Salam

PS: Ini foto Kartini Kecilku, memegang pialanya.

img-20170422-112143-58fe2aef557b61db41ecc54d.jpg
img-20170422-112143-58fe2aef557b61db41ecc54d.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun