Mohon tunggu...
Gustian Pandu Satrio
Gustian Pandu Satrio Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa oke dan gaul

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sopan Santun Budaya yang Mulai Hilang?

4 Juni 2022   19:24 Diperbarui: 4 Juni 2022   19:25 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source : https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1420894-pentingnya-sopan-santun-di-dalam-kehidupan

Indonesia negara yang memiliki keragaman suku dan budaya menjadi suatu keunikan dan menjadikannya hal yang menyorot mata dunia. Keragaman budaya yang tak lepas dari luasnya geografis Indonesia menjadi andil besar dalam ribuan budaya yang berbeda-beda dari setiap daerah.  Budaya Indonesia yang sangat beragam memiliki persamaan dan benang merah yang menjadikan Indonesia negara yang memiliki penduduk ramah, hal itu tidak lain karena budaya sopan santun yang melekat dari setiap daerah di Indoesia. Sopan santun merupakan tata cara kita berperilaku dan berkomunikasi kepada sesame manusia. Sopan santun menjadi suatu keharusan dan hal yang perlu dilakukan ketika kita menjalin relasi dengan seseorang dan tidak terhalang apa dan siapa relasi tersebut dan menjadi bekal manusia dalam berosialisasi.

Budaya sopan santun jika melihat dari penjelasan yang dipaparkan Bourdieu tentang habiastu dapat dilihat dari budaya sopan santun yang sudah terbentuk dalam proses struktur sosial menajdi suatu budaya immaterial yang mana menjadi kebiasaan masyarakat (Bourdieu, 1977). Hal ini membuktikan bahwa sopan santun merupakan suatu kebudayaan yang sudah melekat pada struktur masyarakat dan menjadi habitus atau kebiasaan.

Contoh nyata dengan adanya sopan santun sebagai budaya di Indonesia bisa dilihat dengan tata perilaku dan bicara masyarakat Indonesia yang ramah dan menghargai lawan bicaranya. Selain contoh tersebut, masyrakat Jawa adalah salah satu suku yang masih mengedepankan adab sopan santun, ketika berjalan didepan orang biasanya mereka akan menundukan badannya hal ini merupakan sebuah bentuk sopan santun yang sudah tertanam dari lingkungan. Penggambaran contoh tentang bagaimana budaya sopan santun ini berlaku di masyarakat ini menjadikan bukti bahwa adanya budaya imateril di Indonesia menjadi salah satu ciri khas yang melekat kuat dan menjadi karakter bangsa. Ciri khas yang menyorot menjadikan daya Tarik bagi negara lain yang berdampak positif bagi berbagai lini, dan hal ini jelas menjadi suatu budaya yang harus ditetap dipertahankan dan dilestarikan.

Gempuran dari globalisasi dan kemajuan teknologi yang mempersempit ruang lingkup sosial mengakibatkan mudahnya budaya asing masuk dan tidak terkontrol. Budaya tersebut masuk dan dapat diakses dengan adanya internet yang digunakan bebas sehingga gempuran yang terjadi tidak bisa ditahan, memang karena kebutuhan internet menjadi salah satu kebutuhan primer manusia. Industri budaya asing yang datang tidak jarang menyebabkan budaya lokal Indonesia tergerus oleh hal tersebut dan menjadikan budaya asli Indonesia tergantikan ole budaya asing. Hal ini diperparah dengan adnaya stigma yang kurang tepat tentang budaya lokal mengindikasikan budaya yang kuno dan kampungan, dan hal ini semakin menambah memudarnya budaya imateril semacam sopan santun ini hilang.

Banyaknya contoh kasus di media sosial yang memperlihatkan budaya-budaya asing terutama budaya barat yang dijadikan kiblat untuk menetapkan gaya hidup sosial, menjadi sebuah titik balik untuk melihat bahwa budaya lokal dan orisinil dari Indonesia semakin tergerus dan memudar, budaya yang seharusnya menjadi ciri khas menjadi hal yang tidak berarti untuk memenuhi kebutuhan sosial. Sopan santun yang menjadi pedoman bersosial bisa saja digantikan dengan budaya asing yang tersalurkan melalui berbagai media industri budaya seperti film dan laman para artis barat yang mudah diakses dan dicontoh gaya hidupnya, agar bisa mengikuti perkembangan zaman dan di cap dengan simbol individu yang modern. Hal ini mengingatkan bahwa adanya stigma kuno terhadap budaya lokal menjadi senjata yang sangat mutakhir untuk menggerus budaya tersebut. Oleh karena itu budaya imateril seperti sopan santun yang menjadi pedoman bersosialisasi masyarakat Indonesia harus dipertahnkan dan dijaga, serta mengontrol adanya perkembangan zaman dan terpaan budaya asing harus dititik beratkan supaya kesadaran untuk mencintai budaya lokal.

DAFTAR PUSTAKA

Bourdieu, Pierre Bourdieu. (1977). Outline of Theory of Practise, London,
Cambridge University Press.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun