Mohon tunggu...
Gusti Imam Nugroho
Gusti Imam Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Gusti Imam Nugroho adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Ia juga berprofesi sebagai Guru disalah satu sekolah di DKI Jakarta. Dalam hal ini Gusti Imam Nugroho pernah memiliki pengalaman dalam Bidang Organisasi Kemahasiswaan didalam Kampus, Ia pernah menjadi Anggota Organisasi Internal Kampus di Universitas Indraprasta PGRI. dan ia juga pernah menjadi Anggota Organisasi Extra Kampus yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dalam hal ini beliau adalah mahasiswa yang sangat Aktif ketika dikampus atau pun ranah kehidupan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ilusi Cinta

21 Mei 2023   19:12 Diperbarui: 18 November 2023   00:47 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam labirin hati yang rumit
Terjalinlah cerita cinta yang kisahnya tak pasti
Seperti ilusi yang mengelilingi jiwa
Kita terjebak dalam kehangatan semu

Kau datang dengan senyummu yang mempesona
Sangat indah, begitu menggoda
Seperti bunga yang mekar di musim semi
Kau membuat hati ini terpesona dan bersemangat

Namun di balik senyum manismu itu
Ternyata hanya ada kebohongan dan khayalan
Cinta yang kubayangkan, hanya ilusi semu
Kau tinggalkan luka yang tak terobati dalam hatiku

Aku menyesali segala percaya dan harapku
Mencoba mengurai benang-benang ilusi yang membelit
Tapi hati ini masih terjebak dalam bayanganmu
Terjerat dalam jaring tipu daya cinta yang memperdaya

Ilusi cinta ini takkan bertahan lama
Kini aku sadar, kau hanyalah angan-angan palsu
Kututup pintu hatiku untuk segala khayalan ini
Menghapus harapan palsu yang tak berarti

Mungkin di masa depan, cinta yang nyata akan datang
Tanpa ilusi dan tipu daya yang menghantui
Hingga saat itu tiba, aku akan belajar dari pengalaman ini
Agar tak lagi terperangkap dalam cinta ilusi yang memudar dan merana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun