Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata-kata Bermuka Dua (Janus Words)

14 Juni 2012   10:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 3876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_187930" align="aligncenter" width="500" caption="Janus (ilust misjudgeyourlimit.co.uk)"][/caption]

Janus adalah nama dewa Romawi yang dilukiskan bermuka dua, dan menghadap kepada arah yang berlawanan, satu ke depan dan satu lainnya ke belakang. Dia adalah dewa penjaga gerbang yang dilambangkan mampu melihat ke masa depan dan masa lalu. Karena Janus sebagai satu pribadi tetapi memiliki dua wajah yang bertolak belakang ini, maka suatu kata yang mempunyai makna yang berlawanan disebut dengan ’Janus words’. Suatu kosakata tentu tak diharapkan mempunyai dua makna yang saling berlawanan, karena pasti akan membingungkan pembaca. Namun dalam realitanya, Janus words ini selalu ada dalam beragam bahasa, termasuk juga pada bahasa Inggris dan Indonesia.

Dalam bahasa Inggris, contoh yang nyata dari Janus word’ ini adalah kata ’to sanction’. To sanction bisa bermakna ’mengijinkan’ (to allow) dan ’melarang’ (to prohibit). Karena permaknaan yang saling berlawanan, orang bisa terkecoh secara tak disengaja. Kalimat seperti The plan was sanctioned by the president bisa di-interpretasikan ‘Rancangan itu disetujui oleh presiden’ atau ‘Rancangan itu digagalkan oleh presiden’. Dalam bahasa Indonesia to sanction biasanya condong pada permaknaan ‘diberi sanksi’ atau ‘dihukum’, namun dalam bahasa Inggris to sanction justru lebih condong pada permaknaan ‘to approve’ (menyetujui). Sekalipun lebih condong pada makna ‘menyetujui’, to sanction sampai kini tetap digunakan dengan dengan dua makna yang saling berlawanan ini.

Kata Janus yang lainnya adalah ‘to cleave’ yang bisa bermakna ‘menempel’ (stick together) dan ‘terpisah’ (cut apart). Ada ungkapan ‘cleave to the cliff’ (menggelantung pada tebing gunung) atau ‘cleave to your spouse’ (bersekutu dengan pasangan hidup) pada ikrar perkawinan. Tetapi ada juga kalimat ‘canyons cleaving mountains’ (ngarai yang membelah gunung) atau ‘enzymes cleaving proteins’ (enzim yang membelah protein). Jadi menemui kata ‘to cleave’ ini kita harus pandai-pandai melihat konteks kalimatnya.

Dua kata Janus lainnya adalah ’to dust’ dan ’to seed’. To dust bisa bermakna ‘menghilangkan debu’ atau ‘membubuhkan debu’. Kalau kita mengatakan dust the table ini berarti mengenyahkan debu, tetapi kalau kita mengatakan dust the cake with powdered sugar ini bermakna ‘membubuhkan bubuk gula halus pada kue’. Demikian pula dengan kata ‘to seed’, bisa bermakna ‘menghilangkan biji’ atau ‘membubuhkan biji’. Kalimat to seed a tomato bermakna ‘membuang biji pada tomat’, sebaliknya frasa to seed a lawn bermakna ‘membubuhkan biji (benih) pada ladang’.

Dalam bahasa Italia ciao dan bahasa lokal Hawaii aloha bisa bermakna ‘selamat datang’ dan ‘selamat tinggal’. Apakah dalam bahasa kita juga ditemukan kata Janus ini? Biarkan hanya segelintir saja, saya mencatat memang ada kata-kata bermuka dua’ ini. Ambillah contoh kata ‘ganjaran’. Dia dapat bermakna ‘hadiah’ dan dapat pula bermakna ‘hukuman’. Kalimat ‘semoga perbuatannya mendapat ganjaran yang setimpal’ bisa membuat kita sedikit bertanya-tanya apakah perbuatan dimaksud adalah perbuatan baik atau perbuatan buruk, karena makna dari ‘ganjaran’ yang bertolak belakang ini.

Kata Janus lain dalam wacana bahasa kita adalah ’peringatan’, sebab dia bisa berkonotasi ’menyambut gembira suatu kejadian’ atau ’menolak keras suatu perbuatan’. Kalimat ‘ini adalah peringatan yang akan diingat seumur hidupnya’, juga bisa membingungkan pembaca, karena dia bisa bermakna celebration (yang menyenangkan) dan juga warning (yang tidak menyenangkan).

Kata Janus lain adalah ‘menegur’. Dia bisa mengandung makna positif dan negatif. Kalimat ‘dia menegur saya dengan ramah’ yang berarti ‘menyapa’ tentu sangat positif sifatnya, namun kalimat ‘dia menegur saya dengan keras’ yang berarti ‘mengecam’ tentu negatif sifatnya. Kata ‘menahan’ juga bisa digolongkan sebagai Janus word, karena di satu sisi bermakna ‘menyuruh masuk’ dan pada sisi lain ‘menyuruh keluar’. Cobalah Anda memaknai kalimat berikut ini: Polisi berusaha untuk menahan pengunjuk rasa. Apakah maknanya ‘to arrest’ atau ‘to withold’. Silahkan dipikirkan sambil menikmati secangkir teh di sore yang temaram ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun