Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu...

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diksi Indonesia Maupun Inggris Sama-sama Tidak Genah

29 Desember 2013   14:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:23 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388329142641964067

[caption id="attachment_302164" align="aligncenter" width="512" caption="(dokumentasi pribadi)"][/caption]

Saya mengamati kecenderungan menuliskan waktu pada undangan resmi (resepsi pernikahan, acara seminar, rapat dsb) yang menurut hemat saya tidak “genah”. Saya memakai istilah dari bahasa Jawa “genah”, karena belum menemukan padanan yang pas dalam bahasa Indonesia. Pada KBBI, ada lema “genah” yang dimaknai dengan (1) layak, patut dan (2) normal. Sudah lumayan mendeskripsikan kata “genah”, meskipun belum seratus persen meng-encompass istilah “genah” ini. Jadi kecenderungan penulisanwaktu ini sesungguhnya tidak layak dan tidak normal, meskipun sekarang ini menjadi tren yang diikuti semua orang.

Coba Anda perhatikan pada saat menerima undangan seminar atau rapat dan mengamati tulisan waktunya, misalnya tertulis “Pukul: 09.00 WIB s.d. selesai”. Diksi “sampai dengan selesai” ini membuat si penerima undangan “kelimpungan”. Mengapa tidak ditentukan kendali waktu (time frame) sampai jam berapa acara ini? Secara letterlijk (harfiah) dengan menuliskan “s.d. selesai” berarti acara ini bisa saja molor sampai jam 12 tengah malam. Tetapi yang lebih membuat kita “geregetan” adalah diksi “s.d. selesai” per se, yang seakan-akan meremehkan akal sehat kita. Pasalnya, semua acara/kegiatan pasti akan selesai, tanpa diberitahu kita juga sudah maklum. Itulah yang saya maksud, cara penulisan ini “membodohkan kita”.

Pada ilustrasi di atas kita bisa membaca contoh penulisan waktu pada acara resepsi pernikahan yang tertulis “Pukul 18.30 wib s.d. selesai”. Menurut hemat saya, untuk acara resepsi pernikahan/ wisuda dsb, cukup dicantumkan pukul berapa acara ini akan dimulai. Tak perlu dicantumkan durasinya dengan penulisan “sampai dengan” ini. Soalnya, menuliskan “sampai dengan selesai” ini terasa benar-benar foolish dan stupid. Menyebutkan “sampai dengan” membawa konsekuensi harus menyebutkan tenggat waktu (jam berapa) acara ini diakhiri.

Yang lebih “parah” lagi, diksi “sampai dengan selesai” ini lantas di-Inggriskan menjadi “until end”. Lihatlah pada ilustrasi di atas yang saya kutip dari undangan pernikahan dwi-bahasa yang tertulis “at 06.30 PM until end”. Sintaks “until end” itu sendiri menurut saya sudah salah, yang ada dalam wacana adalah “until the end”. Tetapi diksi until the end ini pun juga menggelikan, karena memberi insinuasi “hingga akhir masa” atau “hingga tamat riwayatnya”. Jadi menurut referensi sampel undangan nikah dalam bahasa Inggris yang saya teliti cukup dicantumkan jam berapa acara ini dimulai. Cara ini sudah menyiratkan bahwa acara ini fleksibel dan tidak terikat dengan time frame yang ketat.

Untuk acara resmi (official) seperti seminar, lokakarya, pelantikan, wisuda dsb, menurut pendapat saya memang harus dicantumkan dengan jelas waktunya, mulai dari jam berapa sampai dengan jam berapa berakhir. Sangatlah absurd mengundang orang untuk menghadiri acara seminar resmi dengan menuliskan waktu “pukul 09.00 wib sampai dengan selesai”. Selesai itu jam berapa? Kecenderungan penulisan yang tidak genah ini, saya amati baru-baru saja diadopsi khalayak ramai, karena di masa dulu tak pernah dilakukan orang. Apakah ini gambaran dari masyarakat Indonesia yang semakin ambiguous dan equivocal yang bercirikan “tak satunya kata dan perbuatan”. Atau dikiaskan sebagai orang yang “tidak bisa dipegang buntutnya”. Walahualam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun