Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Pagi dalam Remang Senja

18 November 2019   02:21 Diperbarui: 18 November 2019   02:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih ada lagi rekan sekerja mereka, yaitu Oji. Tugas Oji langsung berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan secara teknis, selain urusan gambar dan perhitungan pembiayaan pekerjaan.

Bagi Lia, keberadaan Oji sangat mengurangi bebannya, karena Oji selalu berada di lokasi, dan petunjuk teknis bisa langsung berhubungan dengan para pekerja di lapangan. Para pekerja juga sudah mengetahui posisi Oji, sehingga kerja sama bisa lebih terkoordinasi dengan baik.

Semua memang perlu dikondisikan sesuai dengan tujuan utama, yaitu bekerja dan bekerja sama. Urusan perasaan dengan Odang, masih ada kesempatan berikutnya, dan bisa juga setiap hari, khususnya ketika malam.

Hanya saja sekarang ia harus ngobrol secara baik-baik dengan Odang. Tadi preman setempat sudah mengabarkan bahwa Odang sudah mengucapkan hal-hal menyinggung perasaan mereka, dan nyaris dikeroyok gara-gara kabar tentang semen yang hilang.

"Hanya karena kami memandang kebaikan Bu Lia sejak datang ke kampung ini," ujar seorang preman.

"Ini perasaan seorang ibu demi kebaikan bersama, Adik-adik," tanggap Lia. "Tidak seorang ibu pun yang senang pada keributan laki-laki. Kalau masih bisa diajak ngobrol santai sambil ngopi, nggak usah pakai ribut-ribut, 'kan?"

Meski begitu, toh Lia harus menggelontorkan uang untuk membeli beberapa bungkus rokok. Ya, semua itu berdasarkan pengalamannya bergaul di banyak lokasi pekerjaan dengan tujuan demi kebaikan bersama, dan sama sekali tidak pernah diketahui oleh Sarwan dan Oji.

***

Rembulan bertengger di atas atap rumah-rumah kampung dan hamparan persawahan. Senandung serangga-serangga malam semakin nyaring.

Sejak Odang datang, Lia sudah mematikan ponselnya. Ia khawatir apabila Demun tiba-tiba menghubunginya, karena Demun bisa saja sewaktu-waktu menghubunginya.

"Lain kali hati-hati kalau berbicara di warung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun