Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Pagi dalam Remang Senja

18 November 2019   02:21 Diperbarui: 18 November 2019   02:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemarin sore ia didatangi oleh tiga kepala tukang yang mewakili dua belas anak buah. Harga jasa dan lain-lain sudah mereka sepakati. Hari ini pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pembuatan saluran dari bahan batu kali.

Akan tetapi hari ini Demun tidak akan datang ke lokasi, karena kemarin siang sudah datang beserta istrinya. Ketika obrolan mengenai pekerjaan proyek dibahas bersama dengan Sarwan, Odang, dan Oji di ruang pemasaran yang sempit, istrinya hanya duduk santai di teras bersama seorang petugas pemasaran yang cantik bernama Zaenab.

"Nanti kita lihat langsung hasil kerja kalian," kata Demun.

"Baik, Pak," sahut Lia.

"Ibu mau ikut juga? Jangan! Nanti kulit Ibu rusak gara-gara matahari panas ini. Lokasi juga masih banyak debu. Percuma Ibu pakai masker setebal apa pun."

Sambil menyeduh kopi dan mengingat pertemuan kemarin, Lia tersenyum kecil atas perhatian Demun itu. Ia juga membanding-bandingkan kondisi tubuhnya dengan istri Demun yang agak tambun dan berpenampilan tidak seperti ibu-ibu sosialita yang mentereng.

Dasar, aki-aki, batinnya.

Setelah menyeduh kopi dan membawa cangkir, Lia bergerak ke kamar untuk mengambil ponsel lalu menuju teras. Sebentar kemudian ia menelepon Odang.

***

Selamat dan semangat pagi
Selagi matahari masih terbit, tersenyumlah
Sebab asa selalu mengiringi usaha

Selain pesan pagi itu, Lia juga membuka-buka lagi pesan lainnya dari Demun. Ada bunga-bunga. Gambar hati, bahkan seorang gadis sedang berpakaian mini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun