Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Batang Sahang dan Kayu Junjung

15 Agustus 2019   20:38 Diperbarui: 15 Agustus 2019   21:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

: 9 Agustus jadi Hadiah dari Ibu

Tidak pernah
Aku mengisahkan kepada Ibu
Betapa tebing menjadi jalan-jalanku
Batu-batu runtuh menimpaku
Sebab aku terkandung terlahir dari
Kekuatan paling dalam dari Ibu
Malaikat selalu menjagai Ibu dan aku

Sampai tulang belulang Ibu rapuh
Aku terbungkuk-bungkuk di tebing-tebing
Terhuyung-huyung menghindar batu-batu
Bintang-bintang menjadi lampu-lampu
Jantung berdetak berirama dalam nafasku

Tidak pernah
Aku menyangka
Dalam kerapuhan Ibu mengisahkan
--- mungkin sembari berlinang ---
Tentang ratusan batang sahang Bukit Betung
Menjelma jutaan kayu junjung

"Untuk tulang belulangmu jika lungkrah
Di persinggahan 68.750 dekat tikungan
Sementara gurun sahara siap menyiang langkah."

Sebenarnya cemas menyelinap di balik suara
Apakah batang sahang hanya tanda sebelum
Kayu junjung menegakkan tulang punggung
Gerbang waktu membentang jalan raya bebas hambatan

Tidak pernah
Aku mengerang kepada Ibu
Tebing-tebing berbatu pisau parang tombak
Sebab kerapuhan telah menghalau langkah Ibu
Perjalanan menjelang tanah lapang nan lengang

Tetapi entahlah
Ibu selalu mendengar detak jantungku
menggetarkan kelambu dan ranjang besi
Tatkala aku tertatih-tatih dalam parau kemarau
Deru hujan batu setiap waktu

Aku memang harus garang melayani ganyangan
Segar menyambut fajar
Tegar menyongsong senja
Sebelum remang menuntunku ke rendaman sahang
Dekat sungai di samping rumah tukang rumah Ibu dulu

*******
Kupang, 15 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun