Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Demi Satu-satunya Pelukan

24 April 2018   08:49 Diperbarui: 24 April 2018   23:44 2406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang perlu dipeluk sepuas hasrat 
Ketika pisau-pisau menikam diam-diam 

Maka kutinggalkan saja pelukan pilu
Memenuhi panggilan pelukanmu
Sebab masih terhidang hijau dan danau
Kijang-kijang berjingkrak di sekitarnya

Padang gurun yang hanya berisi penyamun
Malam-malam membentang kerisauan
Aku telah mengenal setiap sayatan di permukaan
Dengan nama-nama bermata pisau

Apa yang dipaksakan untuk bertahan
Pelukan tidak pernah murni kecuali pisau-pisau

Maka kumasuki lingkup pelukanmu
Sebab udara masih mengabarkan kesegaran
Semarak bunga-bunga bersorak burung-burung
Di antara pepohonan di sekitar hijau dan danau

Dalam pelukanmu rerumputan menadah
Embun hujan pagi dan senyum tanpa muslihat
Aku telah tersiram sejuk yang selalu kudamba

Demi satu-satunya pelukan tanpa pisau
Aku akan memelukmu dengan seluruh rindu ini

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 24 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun