Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Terpejam Tentram dalam Pelupuk Pelukan

22 April 2018   22:46 Diperbarui: 22 April 2018   22:59 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (@kulturtava)

Bertemu kamu
Ada damai yang tidak masuk radar pujangga

Berpelukan denganmu
Ada tentram yang diidamdambakan pujangga

Aku tengah lelah mengelana
Di rimba sunyi di kampung sunyi di kota sunyi
Jalan-jalan hanya lalu-lalang roda-roda
Hantu-hantu panik diburu-buru botol para pawang
Kabut-kabut menyerbu mengerubut
Setiap sudut tiada yang luput
Hamparan hampa menganga jurang-jurang

Aku tertatih-tatih melewati tikungan waktu
Mendaki tanjakan-tanjakan penyesalan
Menurun ke palung-palung penuh nanah

Pengelanaan yang paling dihindari pujangga
Aku bergeming membiarkan langkah menyisir
Aneka fatamorgana dan dunia yang hilang
Dari peta-peta rekayasa paling mutakhir

Bertemu kamu di persimpangan sunyi
Seketika tulang-belulangku runtuh
Remuk redam aku terhanyut perlahan ke dalam
Pelukanmu

Aku melabuh seluruh lelah lumpuh
Terpejam tentram dalam pelupuk pelukanmu
Para pujangga masih mencarimu di seberang jurang

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 22 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun