Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kukirim Puisi lewat Jendela Kamarmu

20 April 2018   22:34 Diperbarui: 20 April 2018   22:46 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sering mengirimmu sepucuk puisi
Selalu kusertakan suara Remy Sylado
Terlalu serius bisa terkilir jari-jariku

Puisi-puisiku itu tidak terlalu menjurus
Menjungkir matamu mendadak juling
Bisa lain ditatap bisa beda ditangkap

Puisi-puisiku selalu melewati jendela kamarmu
Mungkin seperti siulan-siulan sumbang
Boleh-boleh saja kamu anggap belajar bersiul
Boleh juga kamu berguling terpingkal sampai
Waktu-waktu tidak sempat parkir

Tetapi bukankah puisi bisa begini
Padahal sebenarnya ingin begitu

Sudah kubilang tadi suara Remy Sylado
Sama sekali tanpa sedikit pun irama Sapardi
Sebab aku tidak sudi lempar puisi sembunyi jari
Bersiul-siul menyaru burung kenari
Padahal cuma kakatua hinggap di jendela

Aku memang suka berpuisi suara Remy
Mengirimkannya berkali-kali melalui jendelamu
Tetapi mengapa air matamu justru menjuntai
Jatuh menimpa puisi-puisiku basah kuyub

Apakah aku harus mengganti dengan suara Sapardi
Agar bisa memindahkan pijar fajar ke matamu

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 20 April 2018  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun