Mohon tunggu...
RAMDAN SANI
RAMDAN SANI Mohon Tunggu... Guru - Pojok Pembelajaran Sepanjang Hayat

Guru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Abdi Setia Berkurban Dalam Rasa

19 Juli 2021   22:18 Diperbarui: 19 Juli 2021   23:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KESEDIHAN...

     Bulan pertama kebahagiaan kandungan istriku. Hari demi hari di jalani dengan kebahagiaan, bulan kedua dilewati dengan suka cita. Di bulan ketiga di bulan november, bagai diselimuti kabut gelap ketika pagi hari istriku menangis, aku kaget kenapa yang terjadi, ternyata ada flek.

      Aku yang awam dan istriku juga tanpa menunggu langsung ke dokter. Disana ketemu dengan dokter yang biasa menangani. Terlihat murung. Menginap dulu harus full bedrest. Kulihat istriku di pembaringan rumah sakit sambil menatap ku cemas. 

     Keesokan paginya ketika aku baru sampai di kantorku setelah semalaman di rumah sakit. Ada telepon dari rumah sakit bahwa istriku harus menjalankan operasi. Kepalaku langsung gelap.  Sekian detik dunia serasa berputar, hatiku hampa...

      Di rumah sakit aku ditemui dokter pribadi. Janin tidak berkembang makanya harus di keluarkan dengan cara di operasi. Walau di kantor aku sudah menyiapkan diri setelah mendengar berita itu kakiku lemas aku duduk ter hempas. Yang sabar, ya. Bapak Abdi. Itu suara dokter yang aku dengar sayup sayup...

BERSERAH DIRI

      Hampir satu jam lebih menunggu proses operasi. Terduduk aku disamping Pembaringan istriku yang masih termenung lemas, hening kami terdiam pikiran dan hatiku mungkin seperti hati dan pikiran istriku menerawang hampa entah dimana. 

    Tiba tiba di keheningan sayup sayup terdengar suara takbir Idul Adha yang selama ini kami lupakan. Terdengar meresap kedalam jiwa. 

    Terbayang orang pilihan  yang mengharapkan seorang putra, ketika  telah dikaruniai  putra. Beliau diminta untuk menyembelih putranya sebagai tanda bahwa hanya ada tuhan di hati tidak ada yang lain.  sebagai simbol kurban, penyerahan diri Pada-NYA.

SUKACITA...

     AYAH...AYAH...AYAH...lamunan sadar ketika kulihat  dua anak kecil yang satu berumur 4 tahun, yang satu 3 tahun berlari kearah ku tanpa memakai alas kaki di pasir pantai. Ku sadar ternyata aku sedang di pantai Kuta bersama istri SETIA dan anak anakku. Terima kasih Tuhan.

, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun