Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mumtaz Rais dan Potret Penumpang Pesawat Kita

15 Agustus 2020   13:24 Diperbarui: 16 Agustus 2020   14:49 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingatkan dengan lembut agar komunikasi dilanjutkan setelah di terminal Soekarno-Hatta saja. Anak muda itu marah dengan cara berlebihan. Padahal, pramugari sudah menegur berulangkali.

Dalam pikiran saya, kasihan juga pramugari melihat perilaku orang seperti itu. Demikian juga beberapa waktu lalu di Silangit, Tapanuli Utara, pesawat sudah dipacu jalur cepat, masih bertelepon dengan keluarganya. Sebuah tindakan menjengkelkan, bukan? Sampai detik ini, saya belum memahami mengapa perilaku banyak orang dalam pesawat dalam hal telepon genggam ini.

Penumpang pesawat itu sangat beragam. Ada yang belum pernah naik pesawat, ada yang takut naik pesawat. Jika mereka sudah takut, kemudian kita tambah perilaku yang melanggar aturan, mereka pasti makin ketakutan.

Mengapa kita tidak peka terhadap penumpang lain dan juga kita taat UU dan kontribusi kita memberikan suasana pesawat nyaman dan tentram? Bisakah anda bayangkan betapa runyamnya suasana di dalam pesawat ketika Mumtaz Rais konflik dengan Nawawi Pomolango?

Tips Memberi Kontribsi Nyaman dalam Pesawat

Setiap ada rencana naik pesawat, berangkatlah ke bandara dengan waktu yang cukup banyak. Ketika dalam kendaraan menuju bandara, komunikasi dengan orang-orang yang akan dijumpai di tempat tujuan.


Jika komunikasi belum selesai di dalam kendaraan menuju bandara, ketika di ruang tunggu atau di tempat minum kopi atau makan komunikasi ke setiap kolega, saudara atau ke semua handaitaulan diselesaikan. 

Jika hendak mau berangkat, bisa diinformasikan lewat medsos atau berbagai bentuk komunikasi. Dengan demikian, ketika masuk pesawat, kita fokus keberangkatan kita.

Dalam rangka menghindari kebosanan di dalam pesawat, terutama menunggu keberangkatan, buku-buku bacaan menarik dapat disiapkan. Sehingga, pikiran kita dapat terkontrol dengan baik. 

Fokus keberangkatan saja. Atau, bisa saja mengajak orang disekitar kita untuk mengobrol. Tetapi, karena suasana Covid19, berbincang dengan orang sekitar agak berkurang.

Demikian juga setelah landing, tetaplah taat terhadap aturan. Semua kita harus melatih diri juga untuk taat UU. Melatih diri untuk terbiasa taat terhadap UU membiasakan kita hidup nyaman dan tenteram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun