Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengelola Komunikasi Politik lewat Mesin Partai Politik

5 Agustus 2020   17:36 Diperbarui: 7 Agustus 2020   03:25 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi logistik KPU. (sumber: ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI via kompas.com)

Menjelang Pilkada 9 Desember 2020 Partai Politik (Parpol) sudah memberikan rekomendasi untuk kontestan Pilkada. 

Ada kontestan yang banyak Parpol pendukung dan ada pula yang hanya 1 Parpol. Pengalaman selama ini ada kontestan yang didukung banyak Parpol tetapi kalah dengan kontestan yang didukung sedikit Parpol.

Mengapa kontestan yang didukung banyak Parpol kalah dengan kontestan yang didukung Parpol yang sedikit? Bagaimana mengelola Parpol agar efisien dan efektif bekerja untuk memenangkan kontestan?.

Kontestan yang didukung banyak Parpol sejatinya tanda-tanda awal kontestan itu memiliki kemampuan komunikasi politik yang baik. Tidak mungkin kontestan yang tidak memiliki komunikasi politik yang tidak baik mampu mendapat rekomendasi dari Parpol tanpa komunikasi politik yang baik.

Hanya, acapkali dipersepsikan bahwa Parpol dapat "dibeli" dengan sejumlah uang. Apakah itu benar? Persepsi itu tidak sesungguhnya benar, tetapi Parpol memiliki hitung-hitungan sendiri. Setiap daerah memiliki konstelasi politik yang berbeda. 

Secara umum, Parpol sangat memahami riil politik. Apalagi di era teknologi ini, Parpol tidak bisa subjektif karena jika Parpol lengah eksistensinya terancam.


Isu yang diangkatpun harus menarik bagi rakyat. Perilaku Parpol pun dinilai masyarakat. Karena itu, Parpol sangat hati-hati mengangkat isu dan memberikan rekomendasi ke kontestan apalagi jika kontestan itu bukan kader Parpol. 

Pemahaman politik kader Parpol berbeda sekali dengan yang bukan Parpol. Kader Parpol lebih memahami riil perilaku politik karena pengalaman berulangkali terlibat secara langsung peristiwa politik. Keseharian kader Parpol adalah berpolitik.

Selama ini banyak yang cenderung menyalahkan Parpol. Padahal, Parpol pun mengalami kesulitan untuk membangun demokrasi yang baik. Kita belum sadar bahwa teori demokrasi yang kita bangun cocok untuk pemilih rasional.

Parpol memang kesulitan membangun kader-kader yang rasional untuk membangun demokrasi. Akibatnya Parpol dan rakyat memilih pragmatisme politik. Pragmatisme politik inilah yang rentan politik transaksional.

Politik transaksional sangat sulit dihindari, karena riil politik hamper dipastikan kalah tanpa transaksi politik. Mungkin, makna transaksi politik yang perlu direduksi. Sebab, pemilih yang tidak rasional sulit menentukan pilihannya.

Pemilih rasional adalah warga yang memiliki wawasan yang luas dan merdeka secara ekonomi. Pemilih kita didominasi penerima sembako yang ekonominya lemah. Butuh waktu untuk memberikan informasi kepada mereka untuk menjadi pemilih rasional.

Dalam kondisi dan konteks politik kekinian yang cenderung pragmatisme politik, bagaimana kontestan mengelola Parpol pendukung untuk secara efektif memenangkan kontestan?

Modal awal komunikasi politik yang menghasilkan rekomendasi ke kandidat harus dipelihara dengan baik. Komunikasi antar Parpol harus dibangun dengan metode pemgelolaan kampanye secara transparan. Transparan kampanye, termasuk pengelolaan dana kampanye menjadi modal yang kuat untuk membangun komunikasi politik.

Selama ini banyak kontestan yang telah mendapatkan rekomendasi dari Parpol kemudian meninggalkan Parpol. Akibatnya, muncul sakit hati Parpol. Kontestan yang mendapatkan rekomendasi dari Parpol yang kemudian tidak mengoptimalkan mesin partai merupakan kesalahan fatal. 

Mengapa? Pada umumnya Parpol itu sudah memiliki mekanisme politik yang mapan. Jika kontestan yang didukung jumlah Parpol yang banyak dan membangun komunikasi yang baik dengan semua Parpol pendukung maka niscaya kontestan itu akan menang.

Dalam berbagai kasus, kontestan yang bukan kader Parpol cenderung lebuh percaya dengan Tim Sukses (TS) yang baru dibentuk. Padahal TS itu kesehariannya tidak memahami riil politik. Dalam kondisi ini, dibutuhkan kontestan yang memiliki telinga yang lebar agar mesin partai berjalan dengan baik.

Sebab, harus disadari kader Parpol itu memahami politik secara riil. Karena itulah kontestan yang bukan kader Parpol tidak mengoptimalkan mesin partai sering kalah. Kader Parpol itu sangat memahami permainan lapangan karena memang itulah keahliannya.

Kader Parpol memahami politik, mengapa bukan kader Parpol yang dimajukan? Kader Parpol pada umumnya adalah aktivis. Mereka umumnya menambah pengetahuan tanpa menambah pundi-pundi untuk biaya politik (cost politik).

Idealnya, kader Parpol yang maju sebagai kandidat, tetapi Parpol menyadari riil politik. Kader Parpol yang memiliki kapasitas, integritas dan biaya politik yang mumpuni sejatinya kontestan yang ideal. 

Namun, para kader banyak yang tidak memiliki biaya politik dan kader enggan maju sebagai kontestan karena memahmi betul biaya politik yang amat tinggi.

Jadi, bagi kontestan yang di luar kader Parpol perlu belajar ke para kader politik untuk memenangkan pertandingan dalam Pilkada 2020. Belajar sekaligus membangun komunikasi politik.

Persepsi bahwa kader Parpol tidak bisa diandalkan adalah keliru. Jika anggapan itu dipaksakan maka banyaknya Parpol mendukung justru mempercepat kekalahan. Karena itu dibutuhkan kerendahan kontestan bagi kader Parpol yang kawakan dan Parpol juga harus komitmen untuk memenangkan kontestan yang direkomendasikan.

Kerendahan hati kontestan belajar ke Parpol dan komitmen Parpol untuk memenangkan yang direkomendaskan niscaya akan memenangkan kontestan yang didukung. Mesin Parpol akan bergerak dengan cepat jika kontestan membangun komunikasi dengan baik.

Kemenangan kontestan yang didukung Parpol dan suara yang banyak di DPRD akan mempermudah Bupati/Walikota/Gubernur untuk bergerak. Komunikasi politik yang baik itu sangat memudahkan daerah untuk maju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun